“Kemudian membuat waduk yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar, fungsinya sebagai daerah penampung air dengan volume yang cukup besar,” sambung Chomsul.
Lebih lanjut, Chomsul meminta agar memperbanyak daerah resapan air dan memberikan perlindungan kepada sumber-sumber air bersih yang tersedia
“Panen dan konservasi air itu juga penting dilakukan,” jelasnya.
Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Jateng
Lebih lanjut, BPBD Jateng juga telah menyiapkan truk tangki untuk air bersih. Sehingga, tutur Chomsul, ketika ada daerah yang kekeringan, air bersih siap didistribusikan.
“Ada 62 unit truk tangki yang tersebar di Banyumas, Blora, Boyolali, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen,Kendal, Kudus, Magelang, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, dan Kota Surakarta,” jelasnya.
BACA JUGA: Musim Kemarau Permintaan Air Isi Ulang Meningkat Drastis
Selain kekeringan, lanjut Chomsul, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga menjadi ancaman.
Menurutnya, hampir semua wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi bahaya karhutla dari tingkat rendah hingga tinggi.
“Total luas bahaya Karhutla di Provinsi Jawa Tengah adalah 963.331 hektare,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila