“Karena secara mindset ya, terutama keluar dari Kota Semarang, kan mindset-nya belum terserap baik. Kesannya PLTS ini mahal, kurang ekonomis, dan itu harus disosialisasikan, harus dirubah mindset-nya,” tuturnya.
“Harus ada stakeholder engagement atau people engagement ya. Supaya deployment proccess (proses penyebaran) dari penggunaan energi terbarukan ini bisa lebih masif, bisa tergerakkan dari orang-orang, dari masyarakat,” imbuhnya.
BACA JUGA: Ungkap Potensi Energi Terbarukan di Jateng, Gus Yasin: Ada Banyak Namun Belum Maksimal
Pemprov Jateng canangkan pemasangan PLTSa
Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Provinsi Jateng Taj Yasin Maimoen atau sapaan akrabnya, Gus Yasin. Sosoknya menyebut, saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Sampah tengah gencar dalam perluasan oleh Pemprov Jateng.
“Karena memang saat ini (EBT) sangat dibutuhkan. Apalagi mulai marak di perkotaan, bahkan di kota-kota kecil yang saat ini menggunakan PLTSa, baik itu mandiri maupun ditangani secara khusus,” terang Gus Yasin.
Menurutnya, pengembangan EBT juga harus bekerja sama dengan PLN, terutama terkait instalasi ke rumah-rumah.
“Kita gabisa langsung masang-masang sendiri, jadi kita harus bekerja sama, kita harus kulonuwun sama PLN untuk pemasangan-pemasangan PLTSa di rumah-rumah,” ucapnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi