SEMARANG, beritajateng.tv – Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan mulai terasa untuk memeriahkan hari kemenangan itu.
Seperti halnya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Semarang yang mulai kebanjiran pesanan kue kering.
Setiap tahunnya, warga binaan yang tergabung dalam bimbingan kerja (bimker) Bakery Paramesti Maheswari memang rutin menerima pesanan kue kering khusus untuk lebaran.
Saking membludaknya pesanan, produksi normal sehari-hari seperti aneka kue dan roti terpaksa dihentikan dulu.
BACA JUGA: Siap-siap Buat Kue Lebaran, Ini 3 Toko Toples Kue Kering di Semarang
“Pesanan banyak dari warga binaan, petugas lapas, maupun dari masyarakat luar yang pesan kue kering di tempat kami, sehingga ini fokus buat kuker dulu, aneka kue lain libur,” kata Endah selaku Kasubsi Bimbingan Kerja dan Hasil Pengelolaan Kerja LPP Semarang saat beritajateng.tv temui, belum lama ini.
Endah mengatakan, pihaknya telah sibuk menyiapkan puluhan toples kue kering pesanan dari pembeli sejak awal Ramadan. Pesanan yang berasal dari warga binaan, petugas lapas, hingga masyarakat luar itu datang sejak jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadan.
Misalnya, pesanan dari masyarakat luar biasanya masuk melalui Direct Message (pesan langsung) media sosial Instagram karena melihat postingan produksi bakery.
Ada pula pesanan dari kolega sesama kementerian seperti Rumah Penyimpanan Barang Rampasan Negara (Rupbasan), Balai Pemasyarakatan (Bapas) ataupun sesama Lapas yang sudah jadi langganan rutin.
Sedangkan bagi warga binaan, biasanya untuk suguhan ketika ketika kunjungan lebaran ataupun oleh-oleh untuk keluarga.
“WBP pesannya satuan, biasanya untuk keluarga ketika besuk lebaran. Mereka membawakan keluarganya kue kering yang dibuat di lapas sebagai oleh-oleh. Jadi WBP juga merasakan vibes lebaran,” tambahnya.
Kue produksi warga binaan Lapas Perempuan Semarang gunakan bahan premium
Lebih lanjut, Endang menjelaskan bahwa kue produksi warga binaan Lapas Perempuan Semarang ini bukan kue biasa. Meski sering dianggap kegiatan mengisi waktu luang, kualitas kue kering warga binaan tak kalah dengan kue produksi lainnya.