Pasalnya, bahan-bahan yang di gunakan adalah bahan berkualitas premium. Mulai dari butter hingga keju yang memiliki kualitas tinggi.
“Keistimewaaan kami bahan premium, jadi yang membuat harga naik di situ,” paparnya.
Berkat bahan premium itu, harga untuk satu toples kue kering ini cukup terbilang mahal. Misalnya nastar dan kastangel yang di banderol dengan harga Rp70 ribu pertoplesnya, kemudian cookies Rp50 ribu, dan kue kacang Rp45 ribu.
BACA JUGA: Trending Netflix, Back In Action yang Hadirkan Cameron Diaz Bakal Rilis Sekuel?
Sementara itu, Kapten Bakery Paramesti Maheswari, Novita menuturkan, dalam menggarap ratusan pesanan ini ada empat warga binaan yang bertugas termasuk dirinya. Masing-masing bertugas di bagian mengolah, percetakan, oven, hingga packing.
Bagi Novita, membuat kue di saat Hari Raya Natal maupun Idul Fitri memang selalu menyenangkan. Selain momennya yang istimewa, dengan membuat kue kering ini ia juga bisa mendapatkan premi alias bayaran.
Premi tersebut di dapatkan dari 30 persen keuntungan penjualan. Sisanya, di setorkan pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB).
“Ya lumayan bisa dapat Rp500 ribu sampai Rp 1 juta, bisa untuk kebutuhan sehari-hari di sini biar tidak merepotkan orang rumah,” tuturnya.
Sehari-hari, Novita dan timnya mulai bersiap sejak mereka keluar dari blok hunian yakni pukul 07.30 WIB. Waktu kerja biasanya berlangsung hingga pukul 15.00 WIB.
“Ada yang pesan satuan, ada yang paket. Kami menyediakan kue kastangel, nastar, sagu keju, sagu almond, pukis, kue kacang dan biji ketapang,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila