Dalam pandangannya, kampus saat ini kian mengalami penurunan kualitas layanan intelektual, yang kemudian mengurangi perannya sebagai lembaga pendidikan.
Oleh sebab itu, ia berharap universitas dapat mengembalikan marwahnya sebagai tempat lahirnya intelektual, cendekia, hingga pejuang demokrasi yang memperhatikan nasib rakyat.
“Saya berharap kampus harus melahirkan para pejuang demokrasi, dan itu nggak mungkin kalau kampus penuh pengekangan,” imbuhnya.
Ajak Mahasiswa Kritis pada Isu Lingkungan
Selain menyoroti peran universitas dalam gerakan perjuangan, dalam kesempatan ini Eko juga mengajak mahasiswa untuk melek terhadap isu lingkungan.
Melalui poster kolaborasi bersama LBH Semarang yang bertajuk “Kiamat Jawa Tengah”, Eko mengajak mahasiswa untuk ikut serta memperjuangkan permasalahan yang warga alami.
BACA JUGA:Dialog Santri di Ponpes Al-Fadhilah Semarang, Andy Budiman Ajak Berkarya Lewat Tulisan
Menurut Eko, Jawa Tengah saat ini semakin mengkhawatirkan karena konflik lingkungan yang terjadi di berbagai wilayah. Mulai dari penambangan batu bara di Wadas, Purworejo; pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Dieng; tenggelamnya Dukuh Timbulsloko; hingga tambang pasir di Jepara.
“Dengan kampanye ini saya berharap mahasiswa mulai memikirkan bahwa masalah ini juga menjadi masalah mereka, bukan hanya permasalahan warga,” harapnya.(*)
Editor: Farah Nazila