Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews Update

Kapasitas Perempuan dalam Politik Perlu Ditingkatkan

×

Kapasitas Perempuan dalam Politik Perlu Ditingkatkan

Sebarkan artikel ini
Para narasumber FGD "Peran Perempuan dalam Politik" yang digelar di Pemancingan Bina Lingkungan Congol, Karangjati, Kabupaten Semarang. (ardhi/beritajateng.tv)

SEMARANG, 12/12 (beritajateng.tv) – Kaum perempuan perlu menunjukkan kapasitas dan prestasi agar bisa bersaing dengan laki-laki di bidang politik. Peningkatan peran perempuan dalam politik terus diupayakan. Keterwakilan perempuan di parlemen diharapkan memenuhi kuota 30 persen, sesuai dengan yang tertera pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2004 tentang Pemilu. Namun saat ini data menunjukkan jumlah perempuan di parlemen belum memenuhi target tersebut.

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, saat ini perempuan banyak yang menduduki pos-pos strategis di bidang politik. Dia mencontohkan, Indonesia pernah dipimpin Presiden perempuan yaitu Megawati Soekarnoputri. Ketua DPR RI yang dijabat Puan Maharani juga menunjukkan perempuan bisa memimpin lembaga parlemen.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Belum lagi banyak kepala daerah seperti Wali Kota, Wakil Wali Kota, Bupati, hingga Wakil Bupati diisi perempuan,” ujar Bambang yang hadir virtual dalam Focus Group Discussion (FGD) “Peran Perempuan dalam Politik” yang digelar di Pemancingan Bina Lingkungan Congol, Karangjati, Kabupaten Semarang, Rabu (7/12/2022).

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto hadir virtual dalam FGD “Peran Perempuan dalam Politik” yang digelar di Pemancingan Bina Lingkungan Congol, Karangjati, Kabupaten Semarang. (ardhi/beritajateng.tv)

Dia menambahkan, kaum perempuan punya banyak kesempatan menduduki jabatan yang sama dengan laki-laki. Asalkan perempuan memiliki kapasitas dan prestasi.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang Bayu Himawan Ramantika membenarkan kuota 30 persen minimal kuota perempuan dalam parlemen saat ini belum bisa terpenuhi. Semua bergantung kemampuan politisi perempuan sendiri untuk bersaing dalam mendulang suara masyarakat.

Tinggalkan Balasan