SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mendorong pemanfaatan lahan tidur untuk urban farming dalam rangka menjaga ketahanan pangan di Ibukota Jawa Tengah.
Seperti pemanfaatan lahan tidur di RT 2 RW 7, Kelurahan Tinjomoyo oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Karang Taruna Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Camat Banyumanik, Eka Kriswati mengatakan lahan tidur yang tidak berfungsi tersebut kini sudah menjadi area urban farming dengan beragam sayur mayur yang lengkap dan tumbuh subur.
BACA JUGA: RS Samsoe Hidajat Resmi Hadir di Kota Semarang, Bakal Jadi Superblock Health Care
“Ini wujud kolaborasi inisiady dari Karang Taruna termasuk Petani Milenial dan KWT yang menggerakkan anggotanya,” kata Eka, usai panen sawi, bayam dan kangkung di lahan urban farming yang dikelola Karang Taruna Tinjomoyo.
Eka mengaku jika lahan tersebut merupakan lahan tidur yang selama beberapa tahun tidak berfungsi lp pp. Lahan itu merupakan tanah bengkok milik pemerintah kota Semarang.
“Kami menanam aneka sayur di lahan sekitar 70 meter persegi. Kemudian masih ada kolam ikan dan ada pengelolaan sampah atau Bank Sampah di area depan serta ada taman juga, sebagai edukasi untuk anak-anak kecil,” imbuhnya.
Selama tiga bulan ini, kata Eka, Karang Taruna dan Petani Milenial serta KWT yang merawat tanaman dan sayuran di sana.
“Ada pembibitan, sampai proses komposting. Dua bulan ini sudah menghasilkan sayur bayam, kangkung, sawi yang saat panen kami share ke grup PKK untuk kami tawarkan dan jual,” terangnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menanam bawang merah yang tumbuh banyak dan subur. “Lahan tidur ini punya pemkot. Kemudian ibu Walikota menggerakkan urban farming dan anak-anak karang taruna langsung antusias dan mengelolanya,” jelasnya.
Inventarisasi Lahan Tidur
Plt Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mangaku tengah melakukan inventarisir lahan tidur melalui masing-masing lurah dan camat.