Gaya Hidup

Kasus Bunuh Diri Remaja Melonjak, Pemerhati Psikologi: Batasi Media Sosial dan Perbaiki Komunikasi Keluarga

×

Kasus Bunuh Diri Remaja Melonjak, Pemerhati Psikologi: Batasi Media Sosial dan Perbaiki Komunikasi Keluarga

Sebarkan artikel ini
Bunuh Diri Remaja
Pengamat pendidikan dan pemerhati psikologi remaja, Nuke Martiarini, S. Psi., M.A. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

Tak hanya remaja, keinginan bunuh diri kini bahkan mulai muncul sejak usia sekolah dasar

Yang mengkhawatirkan, menurut Nuke, ide untuk bunuh diri kini bahkan mulai muncul di usia sekolah dasar. Hal ini menunjukkan urgensi perhatian terhadap kesehatan mental sejak dini.

“Bayangkan, SD saja sudah bisa punya ide seperti itu. Karena informasi terlalu deras, orang tua sibuk, dan lingkungan enggak mendukung. Ini alarm besar,” pungkasnya.

Ia mengajak semua pihak, baik keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas untuk aktif membangun sistem pendukung yang sehat bagi remaja.

BACA JUGA: Polisi Gagalkan Upaya Bunuh Diri Wanita Hendak Lompat ke Tol Jangli Semarang, Begini Kronologinya

Edukasi literasi digital tentang pembatasan penggunaan media sosial dan komunikasi terbuka menjadi dua hal utama yang bisa semua pihak lakukan segera.

“Jangan tunggu anak bicara. Kita yang harus dekati lebih dulu. Karena yang tampak tenang bisa jadi sedang menjerit dalam hati,” tegasnya. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan