“Kemudian faktor lain adalah perilaku masyarakat, salah satunya kebiasaan tidur pagi, menggantung pakaian di sembarang tempat, dan tidur tidak menggunakan celana panjang akan rentan gigitan nyamuk,” sambungnya
Saat ini, langkah antisipasi dari pemkot dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Semarang, berusaha untuk terus mengingatkan kepada masyarakat pentingnya hidup sehat dan terus kampanye pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Namun karena imbas dari pandemi selama dua tahun ini, membuat masyarakat agak kendor terkait pelaksanaan PSN. Dan kita mulai lagi ingatkan terus kampanyekan PSN, harapannya agar jangan sampai ada jentik nyamuk di rumah. Jangan sampai kita lengah karena harus tetap waspada, seperti rutin menguras bak mandi sehingga tidak jadi sarang nyamuk, mengecek pot bunga yang ada genangan airnya, tempat makan burung dan bak cuci harus disimpang dengan baik,” pungkasnya.
Sebelumnya, menurut Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi menyatakan, masyarakat harus bisa menghindari gigitan nyamuk aedes aegypti selain upaya dengan melakukan 3M atau menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas.
“Harapannya masyarakat melakukan 3M Plus, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang, serta melaksanakan upaya bagaimana terhindar dari gigitan, misalnya ada tanaman lavender, memelihara ikan, dan lainnya,” paparnya. (Ak/El)