SEMARANG, beritajateng.tv – Sebanyak 96.917 kasus Tuberkulosis (TBC) ditemukan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Jumlah itu tergolong paling tinggi se-Indonesia. Kabarnya, beban TBC di Indonesia pada tahun 2023 tembus 1.060.000 kasus. Dalam hal ini, anak-anak merupakan penderita TBC terbesar. Gizi yang buruk menjadi alasan mengapa anak-anak rentan terkena TBC.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi mengungkap ada sekitar 134 ribu kematian akibat TBC per tahunnya. Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri acara Peluncuran USAID Bebas TBC Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Penyusunan Rencana Kerja Terpadu di Hotel Haris, Kota Semarang, Rabu 31 Januari 2024.
“Tidak hanya membunuh, yang memberatkan adalah jika TBC menimpa anak-anak. Ini menjadi perhatian, karena ada hubungan dengan stunting. Jika gizi jelek, anak mudah stunting. Dan anak dengan TBC itu gizinya jelek,” ujar Imran dalam acara bertema “Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TB” tersebut.
BACA JUGA: Buntut Kasus Polio di Klaten, Dinas Kesehatan Jateng Sebut Vaksinasi Sampai Target 3,9 Juta Balita
Imran menyebut ada empat provinsi di Indonesia yang menjadi kantong-kantong penyumbang kasus TBC terbesar, utamanya Jawa Tengah. Secara rinci, tiga provinsi lainnya ialah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara.
“Temuan kasus di tempat tersebut terhitung tinggi. Sehingga, jika TBC di empat provinsi itu tertangani, artinya sama dengan sudah membereskan TBC di Indonesia hingga 60-70 persen,” akunya.
Jateng duduki peringkat utama pengelolaan kasus TBC tingkat nasional
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Irma Makiyah mengaku bahwa pengelolaan TBC di Jateng menduduki peringkat pertama nasional. Ditargetkan 90 persen pada 2023, Irma menyebut Jateng berhasil menyelesaikan pengelolaan kasus TBC di angka 115 persen.
“Tahun 2023 ini, dari estimasi 73.856 (orang), tapi cakupan temuannya mencapai 85.071 (orang), atau 115 persen, (besaran itu) di atas nasional. Cakupan temuan terbanyak Kabupaten Tegal, nomor satu nasional,” ungkapnya.