Jateng

Kasus Video Asusila AI Terulang, Psikolog Unissula Ingatkan Dampak pada Korban: Picu Cemas-Depresi

×

Kasus Video Asusila AI Terulang, Psikolog Unissula Ingatkan Dampak pada Korban: Picu Cemas-Depresi

Sebarkan artikel ini
Video AI | Ilustrasi prostitusi anak. (um-surabaya.ac.id)
Ilustrasi siluet perempuan. (Foto: um-surabaya.ac.id)

SEMARANG, beritajateng.tv – Fenomena penyebaran video asusila hasil rekayasa Artificial Intelligence (AI) di Kota Semarang kembali mencuat dan mendapat perhatian serius dari kalangan akademik.

Kasus terbaru yang menyeret nama GBP, asisten pribadi salah satu anggota DPRD Jateng, mendorong Program Studi Psikologi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) turut memberikan analisis mendalam.

Dosen Fakultas Psikologi Unissula, Agustin Handayani, menilai bahwa maraknya video asusila berbasis AI menjadi ancaman baru di era digital. Ia menyebut teknologi seperti deepfake kini kerap orang-orang gunakan untuk tindakan merusak reputasi hingga menyebarkan informasi palsu.

“Teknologi deepfake dapat disalahgunakan untuk membuat video atau audio palsu yang merugikan targetnya,” ujar Agustin saat beritajateng.tv hubungi melalui WhatsApp pada Selasa, 9 Desember 2025.

Video asusila AI muncul lagi, dampak psikologis korban sangat berat

Agustin mengungkapkan, korban deepfake biasanya mengalami tekanan mental yang tidak ringan. Mereka cenderung kesulitan memproses informasi secara kritis sehingga mudah tertipu oleh konten manipulatif. Kondisi tersebut memicu kecemasan, ketidakpastian, kelelahan emosional, bahkan trauma dan depresi.

“Banyak korban akhirnya memilih menarik diri dari interaksi sosial karena merasa takut, malu, atau tidak nyaman akibat privasinya terancam,” jelasnya.

BACA JUGA: Chiko Skandal SMANSE Polisi Tahan di Rutan Polda Jateng, Polisi Temukan Unsur Pelanggaran UU ITE

Ia menambahkan, identitas diri yang sehat tidak dibangun dari kesempurnaan tampilan, namun dari konsistensi, integritas, serta keberanian individu untuk berkembang. Karena itu, Agustin menilai pentingnya masyarakat membangun empati terhadap korban.

“Empati itu sangat penting. Tidak semua orang kuat menghadapi beban psikologis akibat tindakan tak bertanggung jawab seseorang,” tegasnya.

Risiko penyalahgunaan AI

Agustin juga menyoroti meningkatnya hoaks dan fake news yang memperburuk situasi. Kemudahan akses terhadap berbagai aplikasi pembuat deepfake membuat penyalahgunaannya semakin sulit terkendali.

“Sayangnya, masih banyak yang memanfaatkan AI untuk hal negatif. Peran masyarakat sangat penting dalam menyikapi dan tidak sembarangan menyebarkan konten,” ujarnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan