Menurut Bambang, selain longsor, kejadian bencana alam juga didominasi banjir di beberapa kecamatan seperti di Sumowono, Ambarawa, dan Banyubiru. Justru yang membuat miris kecamatan-kecamatan tersebut berada di kawasan dataran tinggi.
“Banjir terjadi di kawasan tersebut lebih disebabkan sistem drainase yang kurang baik. Banyak saluran tersumbat dan sempit tidak mampu menampung luapan air. Hingga air meluap ke jalan dan banjir,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, Kabupaten Semarang membutuhkan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) yang mumpuni. Saat ini hanya ada tiga EWS yang terpasang di tiga lokasi. Dia mengusulkan jumlah sistem peringatan dini tersebut ditambah. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan mencegah timbulnya korban.
“Daerah perbukitan yang rawan longsor diperlukan kesiapsiagaan yang ekstra. Idealnya jumlah EWS memang ditambah,” paparnya.
Dia meminta masyarakat selalu mewaspadai potensi bencana, termasuk di wilayah perbukitan. Meskipun saat ini deteksi dini telah dilakukan oleh BPBD, namun kewaspadaan masyarakat tetap menjadi yang utama guna menghindari adanya kejadian bencana. (adv)
editor: ricky fitriyanto