SEMARANG, 12/10 (beritajateng.tv) – Dalam setahun ini, tercatat sudah ada 96 kejadian bencana di wilayah Kabupaten Semarang. Paling banyak didominasi bencana tanah longsor yang disebabkan curah hujan meningkat dan tanah bergerak. Topografi Kabupaten Semarang yang terdiri dari banyak perbukitan membuat wilayah ini rawan akan bencana alam.
Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang melakukan pemetaan secara riil dan mitigasi pada titik-titik yang dinilai rawan bencana. Dia berharap agar pemetaan diupdate berdasarkan laporan kejadian dan analisa terbaru.
“Kondisi alam beberapa tahun lalu dengan sekarang tentu berbeda. Kawasan yang semula tidak pernah ada kejadian bencana, dan tidak pernah diperkirakan ternyata terjadi bencana banjir. Seperti banjir di Sumowono rasanya aneh dataran tinggi tapi bisa banjir,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini, Rabu (12/10/2022).
Dia menambahkan, mitigasi bencana di Kabupaten Semarang belum optimal. Kebencanaan masih menjadi prioritas kesekian dibandingkan program lainnya, hingga perlu ada kebijakan yang diubah. Jumlah anggaran yang dikelola instansi BPBD juga tidak seberapa yakni sekitar Rp 7 miliar.
“Itu pun menjadi satu dengan program untuk kegiatan sosial dan lainnya. Karena itu perlu fokus arah kebijakan untuk kebencanaan,” tandasnya.
Topografi wilayah Kabupaten Semarang yang terdiri dari banyak perbukitan dan gunung berpotensi rawan bencana longsor dan tanah bergerak. Masukan dari akademisi juga menyebutkan ada patahan sesar di Rawa Pening hingga rawan potensi gempa bumi.
Titik-titik rawan longsor tidak hanya ada di kawasan perbukitan dan pegunungan. Seperti kejadian longsor di Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur yang berada di kawasan bawah lebih disebabkan kontur tanah yang labil hingga terjadi pergerakan tanah. Bencana tanah bergerak juga terjadi di Dusun Kaligawe, Kelurahan Susukan, Ungaran Timur. Bahkan, di kawasan ini satu RW mengalami kejadian tanah bergerak hingga longsor. Sedangkan kawasan di dataran tinggi yang sering terjadi tanah longsor di Wirogomo Kecamatan Banyubiru, Desa Duren, Kecamatan Sumowono, Tolokan, Tlogosari dan Batur Kecamatan Getasan. Longsor juga terjadi beberapa kali di dataran tinggi Kecamatan Bandungan.