“Di sisi lain, anak muda juga banyak yang apatis dengan politik. Padahal. banyak kebijakan terkait hajat hidup orang banyak ditentukan oleh aktor-aktor politik,” ujarnya.
Lebih lanjut Sumanto mengatakan, anak muda bisa berperan lebih dalam politik dan tak sekedar menjadi pemilih dalam Pemilu. Yaitu dengan bergabung menjadi anggota partai politik, aktif dalam organisasi atau menjadi aktivis, hingga memberikan edukasi politik melalui konten di sosial media.
BACA JUGA: Sumanto Kembali Terpilih jadi Ketua DPRD Jawa Tengah, Bambang Pacul: Sudah Fix!
Ia juga menyambut baik munculnya banyak legislator muda. Menurutnya, anak muda yang masuk lembaga legislatif memiliki peran strategis dalam menentukan arah politik bangsa. Mereka dapat berperan dalam menyuarakan aspirasi anak muda, memperjuangkan keadilan dan kesetaraan, hingga mendorong inovasi dan perubahan.
Meski begitu, Sumanto mengakui sistem pemilu proporsional terbuka yang mendorong kompetisi secara liberal menjadi hambatan anak muda untuk terjun ke politik.
“Sistem kita yang proporsional terbuka ini mengharuskan orang berkompetisi secara liberal, yang utama modal. Ini menjadi kendala bagi anak muda yang setelah lulus kuliah tentu ingin mendapatkan penghasilan. Sedangkan parpol tak memungkinkan untuk itu. Mereka yang bergabung di partai tetapi tak menjabat jabatan, hanya dapat ilmu,” paparnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto