Pendidikan

Khawatir Anggaran Pendidikan Kena Pangkas, Pengamat: Sulit Kuliah di Luar Negeri Tanpa Beasiswa

×

Khawatir Anggaran Pendidikan Kena Pangkas, Pengamat: Sulit Kuliah di Luar Negeri Tanpa Beasiswa

Sebarkan artikel ini
Anggaran Pendidikan
Pengamat komunikasi Undip, Nuriyatul Lailiyah, saat dijumpai di Departemen Ilmu Komunikasi Undip, Kota Semarang. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Kalau makan, kan sekali makan habis, lalu kemudian apa? Pemerintah harus menaruh perhatian pada bidang pendidikan. Di tengah pangkasan anggaran, kan pemerintah mau bikin sekolah unggulan ini-itu, menurut saya kenapa tidak perbaiki kualitas sekolah yang sudah ada?” tegasnya.

Khawatir dipangkas, Nuri beberkan sulitnya mahasiswa Indonesia kuliah di luar negeri tanpa dukungan beasiswa, kerja part time tak akan menutup biaya

Merespons isu soal beasiswa yang turut dipangkas, Nuri mengungkap kekhawatirannya terhadap mahasiswa Indonesia, khususnya yang sedang belajar di luar negeri.

Nuri yang pernah menempuh pendidikan di Jerman itu merasa kehidupan mahasiswa diaspora akan jauh lebih berat tanpa adanya beasiswa.

“Saya merasakan bagaimana hidup itu benar-benar bergantung dari beasiswa. Kalaupun kita terpaksa menghidupi diri kita sendiri lewat kerja tambahan, itu pun tidak cukup, karena untuk stay di sana harus ada uang jaminan, uang asuransi yang harus muncul ketika kita mengurus izin tinggal,” beber Nuri.

Terlebih, kata dia, banyak perkuliahan yang mengharuskan mahasiswa pascasarjana berada di kampus.

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR RI soal Tagar #KaburAjaDulu: Enak Tinggal di Rumah Sendiri Ketimbang Tanah Air Orang

“Kalau perkuliahan secara online [di luar negeri] itu juga tidak mungkin karena memang banyak perkuliahan yang memang harus ada di sana, misal kegiatan laboratorium dan lainnya. Saya mau tanya, pemerintah sekarang penginnya mau ngapain? Kita mau dibawa ke mana sebagai bangsa ini?” sambung Nuri.

Kendati begitu, Nuri tetap menunjukkan dukungannya terhadap visi misi Indonesia Emas 2045 yang Prabowo gagas. Namun, ia meminta Mantan Menteri Pertahanan RI itu untuk menyaring kebijakan yang benar-benar efektif dan mana yang tidak, utamanya di bidang pendidikan.

“Kebijakan harus pastikan oke dulu. Walau tidak memuaskan semua pihak, minimal kelompok bawah tidak dirugikan. Banyak ahli ekonomi, keuangan, yang memberikan kajian soal bagaimana cari lebih banyak uang dan pendapatan untuk negara kita, daripada memilih untuk mengurangi ini-itu yang sifatnya esensial,” pungkas Nuri. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan