SEMARANG, beritajateng.tv – Rabbani Setyo Indriyanto, atau yang biasa dipanggil Antok, adalah salah satu pembina sekaligus pengajar di Roemah Difabel Untung Suropati, Kota Semarang. Pria yang pernah bekerja di Pusat Diklat Kehutanan tersebut lebih memilih mengabdikan dirinya membimbing penyandang difabel seusai pensiun.
Pengalaman hidup di pedalaman Papua selama beberapa tahun rupanya membentuk kepribadian Antok menjadi memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Ia mengaku pernah merasakan bagaimana susahnya mengajar kepada masyarakat dengan berbagai keterbatasan.
Tepat sesaat sebelum Antok pensiun, ia pun bimbang tentang apa yang selanjutnya dirinya berikan kepada masyarakat luas.
“Saya kemudian ke Semarang, ini rasa-rasanya apa yang bisa saya berikan ke masyarakat, dan masyarakat yang mana yang harus saya berikan,” ungkap Antok saat beritajateng.tv temui, Kamis 30 November 2023.
BACA JUGA: Roemah Difabel, Tempat Sahabat Difabel Semarang Berkarya dan Berdaya
Berbekal pengalaman kerjanya di bidang kealaman, Antok lantas tertarik mengajari penghuni Roemah Difabel Untung Suropati akan pembudidayaan tanaman hidroponik. Namun demikian, sang founder Novi tidak langsung menerima ide Antok.
Menurut Antok, penolakan tersebut lantaran sebelumnya pernah ada mahasiswa yang mengajar hidroponik namun anak-anak tidak mampu mengikutinya dengan baik. Ia pun menduga, adanya kesalahan metode.
“Di Roemah Difabel saya mengajarkan A sampai Z, A pun mereka enggak ngerti. Itulah perbedaan antara mengajar yang normal dengan difabel. Jadi kita harus berulang-ulang setiap hari, setiap saat, sehingga bisa nyantol di otak mereka, dan tidak bisa hal-hal yang apa rumit-rumit,“ lanjutnya.
Metode spesial untuk mengajar kaum difabel di Semarang
Adapun menurut Antok, cara mendidik penyandang difabel harus menggunakan metode yang benar. Yaitu pedagogi.