SEMARANG, beritajateng.tv – Menjadi guru swasta saja tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Besus Budwi Andarwan, guru di salah satu SMK swasta Grobogan, mengaku harus mengambil pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya.
Pria berumur 52 tahun itu sudah menjadi guru akuntansi sejak tahun 2007 silam. Hampir 20 tahun mengabdi menjadi guru akuntansi di SMK swasta, Besus masih harus mencari pekerjaan sampingan untuk meraup pundi-pundi rupiah.
Terlebih, nasibnya kini bergantung kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yang tak kunjung memberikan SK pengangkatan sebagai guru PPPK.
Saat beritajateng.tv jumpai di sela-sela aksi damai puluhan guru swasta se-Jawa Tengah di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu, 28 Mei 2025 sore, Besus mengaku sudah mengikuti seleksi PPPK pada 2021 silam.
BACA JUGA: Tak Kunjung Dapat Formasi PPPK, Puluhan Guru Swasta se-Jateng Demo di Depan Kantor DPRD Jateng
“Minta satu saja, mendapatkan SK [pengangkatan] dari gubernur. Kami sudah tes dari 2021, lulus passing grade, ternyata sampai sekarang gak dapat tempat atau sekolah yang ada formasinya,” ungkapnya.
Di usianya yang tak lagi muda, Besus mengaku ingin menjalani karier sebagai guru yang diangkat langsung oleh pemerintah.
“Apalagi kami yang tua-tua ini pengin merasakan juga jadi ASN yang diangkat pemerintah. Kami sudah lulus PPPK pada 2021 lalu,” terang Besus.