Kini ia menjadi sosok penting di dapur MBG, bukan lagi penjual sate, melainkan penggerak semangat kemanusiaan.
“Kalau dulu saya jual sate untuk hidup, sekarang saya masak untuk menghidupi semangat orang lain,” katanya lembut.
BACA JUGA: BGN Wajibkan Dapur SPPG MBG Punya SLHS, Begini Syarat dan Cara Dapat Sertifikatnya
Sebelum aktif di dapur MBG, Yeni sempat bekerja di pabrik rokok dan merintis usaha kuliner kecil. Kini, ia menganggap dapur relawan itu sebagai rumah kedua.
“Selama tangan ini kuat, saya akan tetap di sini. Di dapur ini saya merasa hidup,” ungkapnya mantap.
Koordinator Dapur MBG Jiken 1, Chendy Ilyas Nugraha, menyebut Yeni contoh nyata ketulusan relawan.
“Bu Yeni pekerja keras dan penuh kasih. Ia bukan hanya memasak, tapi juga menularkan semangat kepada yang lain,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kekuatan MBG terletak pada gotong royong para relawan. “Kami kecil, tapi kebersamaan membuat dapur ini tetap menyala. Yeni simbol semangat itu,” tambahnya.
Dari lapak sate sederhana, Yeni kini menjadi inspirasi di balik gerakan kemanusiaan Blora. Bagi banyak orang, ia bukan sekadar relawan, melainkan wujud nyata arti berbagi tanpa pamrih. (ant)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













