SEMARANG, beritajateng.tv – Buntut kasus tewasnya pemilik rental mobil asal Jakarta di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, oleh amukan massa saat menambil mobil miliknya, wilayah Pati pun masuk daftar hitam alias blacklist oleh pengusaha rental mobil.
Gerry, salah satu pemilik rental mobil di Kota Semarang, mengaku telah menetapkan Kabupaten Pati sebagai zona merah. Tak hanya Pati, Gerry mengungkap beberapa wilayah lainnya seperti Jepara, Kudus, hingga Rembang yang masuk daftar hitamnya.
Kendati demikian, Gerry tak kaget dengan kejadian tersebut. Sebab, ia mengaku pernah mengalami hal serupa beberapa tahun silam. Kepada beritajateng.tv, Gerry menyebut sekitar tahun 2009 atau 2010 lalu, mobil lepas kunci yang ia sewakan ketemu di daerah Jepara.
Niat ingin menjemput mobil miliknya, Gerry datang langsung dengan rombongan driver lain ke lokasi kejadian. Namun, kata Gerry, ia sebelumnya tak berkoordinasi dengan RT/RW setempat.
Alhasil, Gerry dan rombongannya langsung mengambil mobil miliknya dengan kunci cadangan atau serep.
“Langsung kita starter, kita bawa kabur, karena unit [mobil] itu atas nama kita. Di situ kita diteriaki warga ‘maling’. Kita tidak bisa apa-apa karena sudah dirubung massa, teman saya satu meninggal. Saya dan teman-teman lain langsung kabur,” ungkap Gerry.
Gerry mengungkap, hal itu sudah jadi rahasia umum dan bukan sesuatu yang membuat heran.
“Tapi dulu tidak sampai viral, kalau ini kan langsung ramai, sudah diekspos ke mana-mana, padahal itu sudah dari dulu,” sambung Gerry.
BACA JUGA: Cerita Suratman Pemilik Rental di Jepara Ngaku Was-was Sewakan Mobil Usai Peristiwa di Pati
Habis apes di Jepara, mobil rental Gerry pernah jadi korban di Pati, bawa polisi tetap bayar tebusan puluhan juta
Tak berhenti sampai di sana, nasib nahas yang Gerry alami pun juga terjadi saat menyewakan mobil lepas kunci miliknya yang tergadai di Desa Tambakromo, Pati, pada tahun 2014 silam. Adapun unit mobil tersebut ialah Avanza Veloz tahun 2012.
Ia bercerita, Desa Tambakromo itu merupakan kampung di Pati yang menurut Gerry tak begitu maju secara ekonomi. Hal yang membuatnya heran, tak sedikit penduduk di sana yang memiliki mobil bagus.
“Dia (Tambakromo) itu kampung, yang namanya di desa, rumahnya kan rumah kayu. Mohon maaflah, ekonominya ya ora (tidak) maju, tetapi di sana mobilnya bagus-bagus semua,” paparnya.
Saat hendak menembus mobil Avanza Veloz miliknya, Gerry tak segan membawa anggota Polrestabes Semarang untuk berjaga-jaga. Namun sayang, kendati sudah membawa aparat penegak hukum, Gerry tetap merogoh kocek hingga Rp25 juta untuk menebus mobil miliknya sendiri.
“Kalau ke sini bawa uang, mobilnya ada. Tetapi kalau ke sini bawa polisi, mobilnya gak akan keluar. Mereka (penadah) bilang begitu. Bahkan GPS sudah dimatikan sama dia, itu kan artinya semua ‘pemain’ di sana (Pati),” bebernya.