Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Kisah Unik Warga Jateng-DIY Pilih jadi Transmigran, Ingin Punya Lahan Hingga Singgung UMR Rendah

×

Kisah Unik Warga Jateng-DIY Pilih jadi Transmigran, Ingin Punya Lahan Hingga Singgung UMR Rendah

Sebarkan artikel ini
Warga Transmigran
Transmigran asal Jateng, Dian Imam Arifin (kanan), dan transmigran asal DI Yogyakarta, Rohmah (kiri), saat acara pelepasan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis, 5 Desember 2024 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Cerita unik datang dari warga Jawa Tengah menjadi transmigran yang diberangkatkan oleh Kementerian Transmigrasi pada penghujung 2024 ini.

Sebagai informasi, Kementerian Transmigrasi bersama Pemprov Jawa Tengah mengirim 16 kepala keluarga (KK) dengan 58 jiwa di penghujung 2024. Adapun puluhan orang itu akan menetap di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.

Dian Imam Arifin (28) ialah salah satu peserta transmigran tersebut. Pria asal Sukoharjo yang mulanya berprofesi sebagai sopir logistik itu mengungkap alasannya rela ikut program transmigrasi.

Ketimbang Kalimantan dan Sumatera, Dian justru memilih Sulawesi sebagai tujuannya. Pilihannya menuju Sulawesi pun bukan tanpa alasan.

“Sistemnya bisa milih mau ditaruh di mana. Dari pemerintah ada pilihan, kemarin itu ada tiga, di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Alasan pilih Sulawesi Selatan karena lahannya datar, kalau Kalimantan itu pasang surut,” jelas Dian.

BACA JUGA: Jabat Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, AHY Lepas 58 Transmigran Jateng di Semarang

Ia mengaku ingin memiliki lahan dan rumah sendiri. Alasan itu yang kemudian membawa Dian memantapkan hati untuk mengikuti program transmigrasi.

“Alasannya ingin punya lahan, ingin punya rumah sendiri, memperbaiki kehidupan yang lebih layak. Pertama kali tau program ini dari mertua,” jelas dia.

Dian mengaku, lahan datar yang akan pemerintah berikan seluas 2 hektare. Namun, ia menyebut lahan itu belum siap tanam. Dian harus membersihkan lahan itu terlebih dahulu.

“Lahannya untuk pertanian semua, di sana itu komoditinya merica,” jelas dia.

Dian membawa tiga anggota keluarganya yang lain pergi ke Sulawesi Selatan. Ia mengaku, program transmigrasi dari pemerintah ini tak mendapat tunjangan hidup berupa uang tunai.

“Nanti sampai sana ada jatah hidup, kasihnya tiga bulan sekali, itu sembako, pangan, bukan bentuk uang. Ada beras, mie, telor, sarden, kacang ijo, masih banyak lagi,” pungkas Dian.

Warga asal Jogja jadi transmigran mengaku ingin hidup layak, singgung UMR rendah

Alasan ingin mengubah hidup menjadi lebih layak tak hanya datang dari pernyataan Dian. Rohmah (28), istri dari seorang transmigran bernama Suhardi (32), mengaku mantap mengikuti jejak suaminya untuk menetap di Mahalona, Sulawesi Selatan.

Perempuan asal Bantul, DI Yogyakarta itu mengaku tak repot jika harus beradaptasi di tempat baru. Alasannya, keluarga Rohmah sudah merantau sejak ia kecil.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik di sini.

Tinggalkan Balasan