Kloter Pertama Jamaah Haji Indonesia Tiba, Lokasi Hotel Berjarak 100 Meter dari Masjid Nabawi

jamaah haji Indonesia
PPIH Arab Saudi telah mempersiapkan serinci mungkin akomodasi dan transportasi untuk jamaah haji Indonesia selama beribadah di Arab Saudi. (Foto: Tim Media Haji Indonesia)

MADINAH, beritajateng.tv – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah mempersiapkan sedetail mungkin terkait akomodasi dan transportasi untuk jamaah haji Indonesia selama beribadah di Arab Saudi.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Zaenal Mutaqin mengatakan, pada sesi pertama pihaknya telah melakukan persiapan-persiapan sejak empat hari yang lalu, baik terkait akomodasi atau hotel, transportasi, katering, kesehatan, serta layanan lain.

Untuk jamaah haji lansia, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 telah menyiapkan dan mengantisipasi beberapa hal jauh-jauh hari. Yang pertama yakni terkait akomodasi.

Pada Rabu (20/5/2023), kloter pertama dengan 6.383 jamaah akan tiba di Madinah. Ribuan jamaah haji tersebut akan menempati 16 hotel yang ada di Madinah.

“Kita sudah melakukan proses persiapan termasuk juga mengecek seluruh kamar. Fasilitas-fasilitas kamar. Kemudian juga transportasi kita juga sudah koordinasi dengan pihak-pihak baik syarikah, naqobah, juga pihak-pihak lainnya,” ujar Zaenal.

Tersedia 21 Dapur untuk Layanan Makan Jamaah Haji Indonesia

Adapun untuk katering, Zaenal telah mengecek, dan ada 21 dapur yang khusus untuk melayani jamaah haji. “Sudah divisitasi dan dicek kelengkapan atau juga menu-menu yang disiapkan,” ujarnya.

Pada kedatangan hari pertama, jamaah haji Indonesia akan ditempatkan di hotel yang ada di daerah Simaliyah Utara. Hotel itu bernamanya Golden Plaza yang sangat dekat dari Masjid Nabawi.

“Jadi misalnya landing di Bandara di Jeddah pukul 06.00 waktu Arab Saudi, kita perkirakan sampai di hotel di Madinah sekitar pukul 09.20,” ungkap Zainal.

Untuk para jemaah, Kadaker Madinah meminta agar tetap menjaga kesehatan karena kondisi Madinah cuacanya semakin panas.

“Berbeda dengan di Indonesia, agak stabil. Di Madinah suhunya semakin hari semakin meningkat panas,” kata Kadaker.

Perhatian yang kedua yakni jamaah mohon untuk tidak membawa barang-barang yang dilarang, seperti jimat atau barang yang diperbolehkan dibawa tapi tidak boleh berlebihan. Seperti obat-obatan, rokok, bawa sewajarnya saja. Ketiga, kata Zainal, ia mengharap dan mengimbau hendaknya jamaah haji memaksimalkan ibadah-ibadah yang wajib.

Adapun ibadah sunah, seperti shalat Arbain, bagi jamaah yang lanjut usia atau bagi yang sakit jangan terlalu memaksakan. Jangan memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah yang sunah seperti umrah atau shalat Arbain di Madinah.

“Kami khawatir ketika pada puncaknya haji mereka justru tidak bisa melaksanakan ibadah haji secara baik,” ungkap Zainal. (*)

Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi

Tinggalkan Balasan