Sementara itu, Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengatakan, ada lima hal yang dilakukan Tanoto Foundation dalam upaya penanganan stunting di Jateng.
Diantaranya, membangun strategi komunikasi untuk mendorong kepedulian yang perubahan perilaku masyarakat. Kemudian, Tanoto Fondation juga membangun sistem data driven decision making.
“Untuk melakukan sesuatu sistematis dan strategis, diperlukan data yang tepat. Anak-anak yang kurang tumbuh kembang, ibu hamil yang tidak kotnrol secara teratur. Maka, data driven decision making intervensi yang kami lakukan,” paparnya.
Selain itu, Margaretha menambahkan, Tanoto Fondation juga membuat permodelan pengasuhan atau early stimulation.
Dengan upaya ini, anak yang lahir dengan kondisi belun sempurna, bisa tumbuh sama dengan anak-anak yang tidak mengalami stunting.
Adapun Jawa Tengah dipilih Tanoto Fondation dalam penanganan stunting karena Jateng menjadi lokus prioritas penutunan stunting nasional. Apalagi, secara geografis, Jawa Tengah merupakan tiga besar penduduk terpadat.
“Walau padat penduduk, penurunan stunting saya apresiasi karena bisa menurunkan 10 persen. Pada 2018, angka stunting 31,7 persen. Pada 2023, sudah 20 persen,” ucapnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah
Respon (1)