SEMARANG, beritajateng.tv – Masalah sampah, termasuk sampah plastik, hingga kini masih menjadi masalah utama bagi lingkungan. Tak hanya merusak pemandangan, sampah menumpuk juga menyebabkan terjadinya bencana seperti banjir.
Melihat hal tersebut, tiga anak muda dari Kota Semarang tergerak untuk melakukan pengelolaan sampah. Ketiganya ialah Zamaris Biandi, Ayu Radinna, dan Destiati Nabila.
Mereka ingin mengubah sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih. Mereka pun akhirnya membentuk sebuah komunitas bernama Seko Upcycle.
Zamaris Biandi mengisahkan, Seko Upcycle terinspirasi dari sebuah komunitas dunia yang berpusat di Belanda, bernama Precious Plastic. Komunitas tersebut bertujuan mengajak manusia di seluruh dunia untuk melakukan daur ulang secara mandiri.
“Jadi, mereka nyediain gambar untuk mesinnya, nyediain cara me-recycle (mendaur ulang) dan lainnya. Mereka lakukan secara open source free untuk melakukan recycle secara individu,” ucap Biandi kepada beritajateng.tv, belum lama ini.
Memiliki latar pendidikan sebagai arsitek, Biandi lantas merasa tertarik. Sebab, kebanyakan hasil daur ulang dari Precious Plastik adalah produk furnitur.
Selain itu, ia juga melihat visual produk daur ulang memiliki nilai jual tinggi. Lalu, bersama dua temannya, Ayu Radinna dan Destiati Nabila, ia kemudian memutuskan untuk merintis Seko Upcycle pada akhir 2021.
Uniknya, saat itu ketiganya masih menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Dalam perjalanannya, ketiganya merasa sedikit kesulitan dalam mempelajari materi-materi daur ulang dari Precious Plastic. Sehingga, mereka melakukan sedikit modifikasi pada produk yang akan dihasilkan.