Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Sebut Sampah Plastik Minuman Berbahaya, Rektor ITSK Sugeng Hartono Ungkap Potensi Daur Ulang dan Energi Baru

×

Sebut Sampah Plastik Minuman Berbahaya, Rektor ITSK Sugeng Hartono Ungkap Potensi Daur Ulang dan Energi Baru

Sebarkan artikel ini
Sampah Plastik
Ilustrasi sampah botol plastik. (Foto: Freepik)

SEMARANG, beritajateng.tv – Sampah plastik telah menjadi salah satu tantangan lingkungan terbesar yang dunia hadapi saat ini. Namun, ada satu jenis sampah plastik yang sering terabaikan, meskipun memiliki dampak serius pada lingkungan kita, yakni sampah plastik dari minuman.

Pengamat lingkungan, Dr. Ir. Djoko Suwarno, M.Si., mengungkapkan salah satu alasan utama mengapa sampah plastik dari kemasan minuman memiliki bahaya yang besar. Alasannya adalah karena plastik minuman penggunaannya hanya dalam waktu yang sangat singkat. Kemasan plastik minuman bahkan hanya terpakai selama beberapa menit atau paling lama satu jam sebelum terbuang.

“Masyarakat hampir semuanya pasti mengonsumsi minuman, apalagi umur pakai dari plastik atau wadah minuman ini relatif tidak lebih dalam 1 jam, bahkan boleh dikatakan beberapa menit saja setelah minum lalu dibuang,” kata Djoko saat beritajateng.tv hubungi melalui sambungan telepon, beberapa waktu yang lalu.

BACA JUGA: Sebut Fast Fashion Bisa Ancam Lingkungan, Rektor ITSK Sugeng Hartono Ungkap Bahaya Limbah Tekstil

Harus ada manajemen pengelolaan sampah plastik

Atas hal tersebut, menurut Djoko, produsenlah yang mesti bertanggung jawab atas produksi dan pembuangan limbah yang produk mereka hasilkan. Produsen harus memiliki nilai tambah dalam pengolahan limbah, tidak hanya saat proses produksi, tetapi juga setelah produk mereka terjual. Artinya, produsen tidak boleh melepaskan tanggung jawab mereka setelah barang terjual kepada konsumen.

“Untuk sampah plastik, khususnya kemasan minuman, tentu harus ada manajemen untuk pengelolaannnya. Mereka yang produksi harus dibebani nilai untuk mengolah limbahnya,” lanjut Djoko yang merupakan Rektor Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) Sugeng Hartono Solo Baru, Sukoharjo tersebut.

Lebih jelas, Djoko mengatakan bahwa plastik dari minuman seperti botol atau gelas sekali pakai menjadi limbah yang sulit untuk diolah karena kurangnya nilai jual. Ia mencontohkan, botol minuman sering kali tidak pemulung ambil karena tidak memiliki nilai jual yang signifikan.

“Nilai jual tidak tinggi tetapi setidaknya itu akan dipakai untuk produk berikutnya, karena plastik minum ini kualitasnya lebih tinggi dibanding plastik-plastik lain. Seharusnya bisa didaur ulang,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan