Upaya penyaluran air akan terus pihaknya siagakan hingga memasuki awal musim penghujan. Menurut Bergas, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diperkirakan bulan November mendatang sudah memasuki awal musim penghujan.
“Namun ini masih jalan September dan nanti masuk Oktober. Semoga nanti bulan November sudah masuk awal musim penghujan,” imbuhnya.
Krisis air bersih, CSR diharapkan sediakan tandon
Untuk mengantisipasi hingga bulan November, ucap Bergas, BPBD Jateng telah mencadangkan sebanyak 80 unit tangki air untuk penyaluran air.
“Kami cadangkan pada wilayah yang rawan. Artinya dari sisi anggaran tidak banyak dan CSR juga tidak banyak,” tandasnya.
Terkait soal kendala penyaluran, Bergas mengaku tidak ada kendala berarti saat proses pengiriman air. Namun ia tetap mewanti-wanti masyarakat agar saat mendapat pasokan air dari pemerintah maupun CSR dapat menyediakan tempat tandon air terpadu.
BACA JUGA: Tak Hanya Kekeringan, Dinas Ketahanan Pangan Ungkap Pemicu Lonjakan Harga Beras di Jateng
Ia menjelaskan, jika tandon air terpadu berkapasitas besar telah tersedia, pengiriman air akan lebih cepat.
Namun apabila masyarakat hanya menggunakan ember untuk penampungan air, maka penyaluran air akan memakan waktu lama dan pengiriman air ke wilayah lain bisa tersendat.
“Kami minta masyarakat tetap menghemat penggunaan air bersih. Selain itu, apabila ada CSR dari pihak-pihak lain, kami harap bisa berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota setempat,” tandasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto