“Hancurkan rezim otoriter! Hancurkan sang raja jawa! Kawal putusan MK!,” ucap orator.
Menariknya, saat unjuk rasa berlangsung, salah satu orator sempat berteriak bahwa ada seorang yang intel menyamar sebagai mahasiswa.
“Kawan-kawan hati-hati. Ada intel yang memakai jas almamater, hati-hati dia masuk dalam barisan kita. Jangan mau tertipu,” ucap dia.
Polisi Semarang amankan satu mahasiswa, dugaan jadi provokator
Tiga jam unjuk rasa berlangsung, suasana semakin tegang. Tak hanya pagar samping Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah yang dirusak, mahasiswa yang memaksa masuk pun memicu amarah polisi.
Pantauan beritajateng.tv pukul 13.45 WIB, polisi menangkap salah seorang mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa, kuat dugaan sebagai provokator.
Belum diketahui identitas mahasiswa itu karena ia tak menggunakan jas almamater. Namun, berdasarkan informasi yang beritajateng.tv himpun, kuat dugaan bahwa mahasiswa itu provokator dalam unjuk rasa tersebut.
Tak terima rekannya ditangkap, mahasiswa lainnya pun mencoba memanjat pagar Kantor DPRD Jateng.
Bahkan, ada beberapa mahasiswa yang melakukan debat sengit dengan polisi sambil berteriak lantaran tak terima polisi menangkap rekannya.
Pihak kepolisian membubarkan massa dengan tembakan gas air mata. Ratusan mahasiswa sempat berlari, melindungi diri ke arah Taman Indonesia Kaya.
Tak berselang lama, ratusan mahasiswa kembali menggeruduk Kantor DPRD Jateng, memaksa untuk masuk meski sudah terkena gas air mata.
Hal itu membuat polisi menembakkan gas air mata hingga 3 kali. Terdengar suara tembakan yang keras dari dalam gedung DPRD sekalipun. (*)
Editor: Farah Nazila