Hanya saja, penggunaan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari masih kurang. Banyak generasi muda yang tak mengenal bahasa Jawa.
Oleh karenanya, kata Christina, saat ini Dinas Pendidikan Kota Semarang telah berusaha mengembalikan bahasa ibu kepada generasi muda.
BACA JUGA: Kontingen SMP Kota Semarang Raih Juara di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024
“Itu perlu jadi catatan, maka dari itu Dinas Pendidikan mengadakan program pendidikan muatan lokal. Itu yang berisikan bahasa Jawa di hari Kamis, hari Jumat permainan tradisional, tembang dolanan, dan geguritan,” sambung Christina yang juga penulis buku mulok itu.
Ia berharap, dengan adanya mulok dan FTBI, generasi muda dapat terus mengenal budaya meski di era digital saat ini.
“Sehingga anak-anak masih punya tata krama, unggah-ungguh identitas jawa. Maka perlu adanya kerja sama antara sekolah dan orang tua, supaya siswa cinta budaya,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi