Nur menjelaskan bahwa Masjid Baitunnur Blora menjadi masjid kelima yang telah dilakukan plangisasi oleh LTM PWNU Jawa Tengah.
Sebelumnya, plangisasi berlangsung di Masjid Agung Rembang, Masjid Agung Pati, Masjid Jami’ Ismail Demak, dan Masjid Tiban Grobogan.
Kata Takmir Masjid Agung Baitunnur Blora atas label masjid besejarah
Ketua Takmir Masjid Agung Baitunnur, Khoirur Rozikin, turut menyampaikan rasa syukur atas penetapan tersebut.
“Label masjid bersejarah menjadi motivasi untuk terus memakmurkan tempat ibadah ini,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengapresiasi langkah LTM PWNU Jawa Tengah. Ia menilai, pemasangan prasasti ini menjadi penghormatan kepada para ulama yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Blora.
BACA JUGA: Ramainya Masjid Agung Kauman Semarang di 10 Hari Terakhir Ramadan: Iktikaf hingga Sholat Tasbih
Arief berharap Masjid Agung Baitunnur Blora bisa menjadi pusat dakwah, sumber inspirasi, serta mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Pemkab Blora juga berencana menggandeng diaspora dalam menata sarana prasarana tanpa menghilangkan nilai cagar budaya masjid.
Ke depan, Pemkab Blora akan melakukan inventarisasi terhadap masjid-masjid lain yang berpotensi menjadi masjid bersejarah, seperti Masjid di Ngadipurwo yang dekat dengan makam Bupati terdahulu. (*)