SOLO, beritajateng.tv – Di tengah gempuran tren konsumerisme digital yang kian masif, sekelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengambil langkah berani untuk mengedukasi rekan segenerasinya melalui kampanye sosial bertajuk “Ngirich” atau Ngirit is the New Rich. Gerakan ini hadir sebagai respons nyata atas maraknya fenomena jeratan pinjaman online (Pinjol) serta gaya hidup impulsif yang sering kali membuat stabilitas finansial anak muda goyah.
Puncak dari kampanye ini melalui kolaborasi strategis dengan PTPN Radio Solo dalam format live podcast interaktif yang mengudara pada Rabu pagi, 17 Desember 2025, guna menyebarkan pesan cerdas finansial ke jangkauan pendengar yang lebih luas.
Dalam siaran yang berlangsung dinamis tersebut, tim kampanye Ngirich menghadirkan narasumber ahli, Ratna Dewi Wulan Sari, seorang Wealth Planner profesional untuk membedah akar permasalahan keuangan anak muda. Ratna menyoroti secara tajam penggunaan fitur paylater yang kini sering menjadi “dana tambahan” instan, padahal pada hakikatnya merupakan utang.
BACA JUGA: Revitalisasi Budaya, Mahasiswa Ilkom UMS Kampanyekan “Merawat Rasa Jawa”
Ia memberikan peringatan keras kepada para “Jakadara” (sebutan pendengar PTPN Radio) agar mampu mengendalikan sifat impulsif dan mulai belajar membedakan antara kebutuhan mendasar dengan keinginan sesaat demi menjaga masa depan dari bumerang teknologi finansial.
Esensi Ngirich
Ketua Panitia Kampanye Ngirich, Dimas Aditya, mengungkapkan bahwa pemilihan medium radio berdasarkan kemampuannya dalam membangun diskusi dua arah yang lebih intim dan personal. Dimas menegaskan bahwa misi utama gerakan ini adalah melakukan redefinisi terhadap kata “ngirit” yang selama ini sering dianggap sebagai tindakan pelit atau menyiksa diri.













