SEMARANG, beritajateng.tv – Belakangan ini, marak terungkap kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh kalangan profesional seperti dokter, polisi, hingga profesor.
Sosiolog UIN Walisongo Semarang Nur Hasyim menilai, insiden ini erat kaitannya dengan etika, moralitas, hingga kekuasaan yang hanya sebatas pengetahuan tanpa adanya implementasi.
Hasyim mengungkap, pelecehan oleh kalangan profesional itu terjadi lantaran adanya hubungan kekuasaan atau relasi kuasa.
Oleh sebabnya, para korban kerap tak berdaya karena secara hierarki mereka berada di bawah para penjahat seksual tersebut.
“Fenomena itu meneguhkan bahwa soal kekerasan seksual terjadi karena ada yang disebut dengan hubungan kekuasaan atau relasi kuasa. Misalnya, kalau lihat profesor kan dipandang memiliki pengetahuan, korbannya kan mahasiswi. Jadi pengetahuan itu adalah sumber kekuasaan,” ungkap Hasyim via WhatsApp Call, Selasa 22 April 2025.
Tak hanya itu, Hasyim turut menilai kejahatan seksual yang dokter lakukan itu juga tidak lepas dari hubungan kekuasaan yang kuat antara dokter dan pasien.
“Pasien itu di hadapan dokter sama sekali tidak berdaya. Misalnya, atas alasan medis, dokter ingin menyentuh bagian tubuh yang paling personal, pasien tidak memiliki kuasa, kekuatan untuk menolak, apalagi kalau dokter mengatakan bahwa itu untuk kepentingan medis,” tegas Hasyim.
BACA JUGA: Dosen Unnes Pelaku Kekerasan Seksual Ternyata Pernah Berbuat Serupa, Modus Foto Katalog di Lab
Sama halnya dengan pelecehan seksual yang dilakukan oleh tokoh agama atau kiai yang terkenal baik dan dihormati masyarakat luas.
Dalam hematnya, status keagamaan yang tinggi seperti kiai itu sangat erat sekali hubungan kekuasaannya.
“Saya melihatnya faktor dominan ya, mengapa kekerasan seksual itu terjadi dan dilakukan oleh orang dengan jabatan akademik, status keagamaan, lalu dokter dan lain-lain? Itu karena ada faktor kuasa atas korban,” jelas dia.
Pelecehan seksual: ‘rape culture’ tak lepas dari budaya patriarki
Lebih lanjut, Haysim tak menampik kasus kekerasan seksual di kalangan profesional terjadi karena adanya dorongan seksual juga. Namun, kata Hasyim, kekerasan seksual itu tak akan terjadi tanpa adanya relasi kuasa terhadap korban.