Scroll Untuk Baca Artikel
Indepth

Maraknya Kos Bebas di Kota-kota Besar: Peluang atau Ancaman?

×

Maraknya Kos Bebas di Kota-kota Besar: Peluang atau Ancaman?

Sebarkan artikel ini
Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti
Sosiolog Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum

SEMARANG, beritajateng.tv – Sosiolog Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti menanggapi maraknya fenomena kos bebas yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

Prof Marhaeni menyebut, fenomena kos bebas tak hanya ada di kota Semarang, tapi juga di kota-kota besar lainnya.

“Kos bebas ini kan punya banyak versi. Pertama, bebas yang dimaksud adalah bebas tanpa pengawasan. Satu rumah tanpa induk semang atau penjaga, bahkan kos di situ bisa perempuan semua atau laki laki semua,” ujar Prof Marhaeni saat beritajateng.tv temui di Fakultas Ilmu Sosial, Unnes, beberapa waktu yang lalu.

Bebas yang kedua, lanjut dia, indekos yang tetap ada penjaga atau yang punya rumah namun pengawasannya lemah. “Ini juga bisa diartikan bebas,” imbuh dia.

Yang ketiga, kata dia, bebas dari segi penghuni. Artinya boleh laki-laki dan perempuan campur, tetapi ada induk semangnya. Kemudian yang keempat, indekos laki-aki dan perempuan campur namun tidak ada induk semangnya.

“Menurut saya semuanya (empat versi kos bebas) sangat bahaya, dalam arti tidak ada pengawasan, membuat generasi sekarang lebih permisif,” paparnya.

Ia menjelaskan jika semua kos harus memiliki aturan yang jelas. Tidak hanya aturan lisan namun harus ada sanksi tegas bahkan konsekuensi.

“Yang namanya kos harus ada aturan. Aturan jangan hanya sekedar ada lip service atau sekedar memenuhi kewajiban pada pak RT. Tidak seperti itu. Memang harus dijalankan betul, harus ada konsekuensinya, antara yang punya kos dan yang ingin masuk kesitu,” jelasnya.

BACA JUGA: Fenomena Kos Bebas di Semarang, Sulit Dicari tapi Banyak Peminat: Boleh Bawa Lawan Jenis, Tapi Ada Syaratnya

Salah satunya, yakni aturan jam berkunjung di indekos. Kebanyakan, anak-anak memilih kos bebas karena lebih leluasa dalam mengerjakan tugas. Apalagi jika harus kerja kelompok, tidak hanya dalam kelompok tersebut laki-laki saja atau perempuan saja.

“Saya sudah mempraktekannya. Keponakan yang tinggal di rumah saya ketika mengerjakan tugas, saya minta mengerjakan di ruang tamu, bukan di kamar. Kenapa? Ya karena di ruang tamu lebih luas dan mudah terawasi,” kata dia.

Tinggalkan Balasan