“Kami sedang membuat model untuk pemberdayaan masyarakat supaya mereka mandiri. Tidak terus-menerus tergantung sama bansos dan program PKH. Kami sedang membuat model percontohan sembilan desa dan ini sudah mulai ya,” ungkapnya.
Agus Jabo menyebut kolaborasi dengan pihak swasta sudah pihaknya lakukan untuk program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas.
World Bank ungkap 60 persen warga Indonesia miskin, Agus Jabo sebut indikator miskinnya beda
Dalam kesempatan itu, Agus juga menyinggung soal kesenjangan standar kemiskinan Indonesia dengan World Bank. Perbedaan itu terjadi karena harga kebutuhan pokok di Indonesia relatif lebih murah dari negara lainnya.
Kata Agus, indikator miskin ekstrem di Indonesia adalah pengeluaran individu per bulannya sebesar Rp400 ribu, sementara kategori miskin pengeluarannya Rp600 ribu per bulan.
“Jadi landasan kita membuat data kemudian mengkategorikan orang ini masuk di desil 1, desil 2, sampai desil 10 adalah landasan pengeluaran per bulan per individu itu,” jelas Agus.
Kemensos janji beri pekerjaan ke penerima bansos agar berdikari
Lebih lanjut, Kemensos RI terus mendorong masyarakat miskin menjadi berdaya agar mereka aktif melakukan kerja produktif dan terbebas dari ketergantungan bansos.
Agus mengungkapkan, cara utama agar warga miskin mampu mandiri adalah ketersediaan lapangan kerja. Ia pun memastikan akan memberi pekerjaan bagi warga penerima bansos.
“Mereka yang mau bekerja kita kasih lapangan pekerjaan, yang mau usaha kita dorong mereka supaya punya unit usaha. Bansos yang akan kita berikan untuk produksi supaya bisa mandiri, punya penghasilan sendiri, bisa sejahtera, dan hidup bermartabat,” pungkas Agus. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi