SEMARANG: beritajateng.tv – Imbas viralnya video siswi SD di Semarang yang berangkat sekolah melalui bantaran sungai, pemerintah setempat melakukan mediasi bersama pihak-pihak terkait termasuk Roberto Sinaga, kuasa hukum Sri Rejeki.
Berdasarkan pantauan beritajateng.tv, mediasi mulai pukul 14.00 WIB yang dihadiri jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), yang terdiri dari Camat, Kapolsek, dan Danramil serta melibatkan Kepala Dinas Pendidikan bersama Kabid Pembinaan SD Kota Semarang, Plt Lurah Bendan Ngisor, dan RT-RW setempat.
Dalam proses mediasi tersebut, Camat Gajahmungkur, Puput Widhiatmoko Hadinugroho, menyampaikan adanya titik terang terkait persoalan tersebut.
BACA JUGA: Siswi SD Viral karena Akses Jalan Ditutup, Disdik Semarang Pastikan Hak Sekolah Tetap Terpenuhi
“Hari ini kami sudah bertemu kuasa hukum dari Ibu Sri Rejeki. InsyaAllah sudah ada titik terang terkait penutupan akses di RT 7/RW 1, Kelurahan Bendan Ngisor. Akses jalan untuk anak usia sekolah, khususnya anak dari Bapak Juladi, akan kami upayakan untuk segera buka kembali,” ujar Widhiatmoko usai proses mediasi di Kelurahan Bendan Ngisor, Kamis, 31 Juli 2025.
Juladi Boga Siagian sendiri tak menghadiri mediasi kali ini. Namun, Widhiatmoko mengatakan mediaasi akan dilanjutkan kembali pada Jumat pagi dengan menghadirkan pihak Juladi secara langsung guna membahas opsi-opsi solusi yang tersedia.
“InsyaAllah besok pagi kami akan rembugan lagi dan Pak Juladi akan hadir. Kami ingin memastikan keputusan yang diambil bersifat adil dan mengutamakan kepentingan anak,” tegasnya.
Siswi SD di Semarang mesti berangkat sekolah lewat bantaran sungai imbas konflik kepemilikan lahan sejak 2019
Widhiatmoko juga membenarkan bahwa rumah yang keluarga Juladi tempati saat ini memang akses jalannya tertutup akibat konflik kepemilikan lahan dengan pihak Sri Rejeki. Ia menyayangkan situasi ini terjadi tanpa ruang komunikasi yang cukup.
“Kemarin kami sudah ke lokasi, tapi tidak sempat bertemu dengan Pak Juladi karena aksesnya memang tertutup. Secara pribadi, kami menilai seharusnya buka dialog terlebih dahulu, bukan langsung tutup begitu saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini anak dari keluarga Juladi telah tinggal sementara di tempat yang lebih dekat dengan sekolah. Ia mendapatkan informasi tersebut dari Ketua RT setempat.
“Informasinya, anak tersebut sekarang tinggal sementara di rumah keluarga Pak Siagian, yang lokasinya lebih dekat ke sekolah. Ini untuk sementara saja agar akses pendidikan anak tidak terganggu,” terangnya.
Meskipun telah ada solusi sementara, Camat menegaskan bahwa pembukaan kembali akses jalan tetap menjadi opsi utama yang pihaknya upayakan.
“Kalau saya pribadi, tentu menginginkan agar akses jalan itu buka kembali. Dan insyaAllah, itu akan kami dorong dalam musyawarah besok,” ujarnya.