SEMARANG, beritajateng.tv – Banyaknya orang keturunan Tionghoa yang menjadi pengusaha tentu bukan lagi rahasia. Banyak dari mereka yang membuka usaha di mana pun berada. Tak terkecuali di Kota Semarang.
Siapa sangka, orang Tionghoa memiliki sejarah panjang dengan sebagian besar toko kamera di Semarang.
Salah satu fotografer senior di Semarang, Chandra Adi Nugroho pernah menyebut di era kolonial sampai 40-an, fotografi hanya milik orang yang berduit atau para pengusaha. Dan pengusaha itu kebanyakan ialah keturunan Tionghoa.
“Para pengusaha itu kebetulan juga terdiri dari orang Tionghoa. Itulah mengapa banyak orang Tionghoa yang membuka studio foto atau bahkan menekuni fotografi,” kata Chandra, belum lama ini.
BACA JUGA: Mengupas Cerita “Kegelapan” Penyandang Tuna Netra Lewat Pameran Fotografi Semarang
Salah satu orang Tionghoa yang memiliki toko kamera yakni Koo Tik Yoe atau Yowono Purwoko. Ia merupakan generasi kedua dari tukang servis kamera legendaris di Semarang yang sudah ada sejak tahun 1940-an.
Yuwono menjelaskan, orang-orang Tionghoa sebenarnya bermigrasi ke Semarang dengan berbagai alasan. Salah satunya yakni untuk mencari penghidupan yang baru.
Kemudian, kamera dan dunia fotografi menjadi satu peluang yang saat itu masih terbuka lebar. Uniknya, mereka tak memiliki latar belakang pengetahuan tentang dunia fotografi.
“Mereka dulu sebetulnya tidak punya basic, awalnya malah tukang kayu atau pengusaha kayu. Dan yang usaha fotografi itu rata-rata dari suku Kong Hu yang juga terkenal sebagai pengusaha kayu,” jelas Yuwono saat beritajateng.tv temui, beberapa waktu yang lalu.
Orang Tionghoa mulai eksis di fotografi sejak tahun 1940-an
Lebih lanjut, Yuwono menuturkan jika orang Tionghoa kemudian mulai berbondong-bondong mendirikan studio foto. Termasuk ayahnya pada tahun 1940-an.