Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan pemecahan rekor MURI ini merupakan komitmen Pemkab Rembang untuk melestarikan batik Lasem.
Dengan penghargaan ini sekaligus mengukuhkan bahwa batik Lasem merupakan warisan budaya asli Rembang.
“Ini akan terus kita praktekkan (melestarikan batik Lasem) sesuai dengan regulasi yan ada. bahkan ini tadi masuk dalam kategori dunia, ini luar biasa. Tidak ada kata-kata batik Lasem batiknya orang lain, batik Lasem batiknya orang Rembang,” tuturnya.
Salah satu peserta membatik dari SMA N 1 Rembang, Arrasyita Shaafana Putri Dema (16) mengaku sangat bangga bisa ikut berpartisipasi dalam pemecahan rekor MURI. Menurutnya, ketelitian dan kesabaran menjadi kunci dalam membatik.
“Di sekolah ada (pelatihan membatik) tapi buat kelas XI belum dapat. Jadi ini baru pertama kali ikut membatik, rasanya senang bisa dapat kesempatan ikut acara ini (pemecahan rekor MURI),” pungkasnya. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.