BACA JUGA: Daripada Nonton Joker 2, Mending Simak Home Sweet Loan, Gambaran Realita Generasi Sandwich dan Beban Keluarga
Sementara, buku ‘Why Men Love Bitches’ karya Sherry Argov, pada dasarnya adalah buku self-development yang berisi tips agar perempuan dapat menjadi asertif dalam menjalani hubungan romantis dengan pria. Namun, hal yang saya sayangkan dari buku ini adalah ‘tips’ yang Orgov tuliskan seakan meminta perempuan untuk kuat dan mandiri agar dapat menarik perhatian pria, seakan wanita itu sendiri lemah dan manja sejak lahir, jadi ia harus berubah.
Dari mana istilah Alpha?
Kemunculan istilah Alpha Female, yang selalu kita anggap positif, rupanya cukup problematik. Hal ini karena istilah tersebut mengadaptasi cabang Ilmu Hewan atau Zoologi, yang cukup seksis. Dalam buku ‘The Descent of Man, and Selection in Relation to sex (1871)’ karya Charles Darwin yang menganalogikan hewan ke dalam seleksi seksual laki-laki dan perempuan. Menurut Darwin, laki-laki cenderung memiliki pemikiran yang mendalam dan penggunaan indera yang lebih unggul daripada perempuan. Hal ini karena ia melihat bahwa kebanyakan serigala jantan lebih dominan daripada serigala betina.
BACA JUGA: Catatan Akhir Tahun 2023 LBH Apik: Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Jateng Meroket
Bias gender yang masih masyarakat langgengkan ini memang meresahkan. Namun yang perlu kita sadari adalah kenyataan bahwa tak semua perempuan mau menjadi orang lain demi mendapat anggapan sebagai Alpha Female. Pada akhirnya, konsep Alpha Female adalah perempuan yang kuat, mandiri, dan rasional tanpa harus berubah menjadi maskulin. Konsep Alpha Female yang mengharuskan perempuan Alpha untuk memiliki daya tarik yang cenderung ke arah maskulinitas harus segera dihentikan.
Farah Nazila
Editor beritajateng.tv