Puisi-puisinya menggunakan bahasa sederhana namun sarat makna. Tapi di situlah letak kekuatan puisi Jokpin. Melalui karya-karyanya tersebut, ia berhasil menyentuh hati dan menggelitik nalar pembaca dari berbagai lapisan masyarakat.
Jokpin merupakan lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang saat ini dikenal dengan nama Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sementara Joko Pinurbo sudah memulai mengikuti antologi bersama berjudul ‘Tugu’ pada 1986.
BACA JUGA: Pameran ‘In Flux’ di Kota Lama Semarang, Tunjukkan Semangat Seniman Terus Mengalir Berkesenian
Untuk karyanya sendiri, Joko Pinurbo membuat buku berjudul ‘Celana’ yang terbit pada 1999. Setelah itu, ia membuat berbagai karya lainnya di antaranya Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Telepon Genggam (2003), Tahilalat (2012), Baju Bulan: Seuntai Puisi Pilihan (2013), Bulu Matamu: Padang Ilalang (2013), dan lain-lain.
Kiprah Jokpin di dunia sastra pun mendapatkan pengakuan dan beberapa penghargaan. Prestasi paling mencolok adalah ketika ia mendapatkan penghargaan sastra bergengsi, Khatulistiwa Literary Award dan Anugerah Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta. Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas kualitas karya-karyanya dalam kancah sastra Indonesia. (*)