SEMARANG, beritajateng.tv –Peristiwa robohnya musholla di Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, baru-baru ini menyita perhatian publik.
Terlepas dari kejadian naas tersebut, tersimpan sejarah panjang berdirinya salah satu pesantren tertua.
Pondok Pesantren Al Khoziny yang berlokasi di Jalan KHR Moh Abbas I/18, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
BACA JUGA: 14 Sekolah Rakyat Hadir di Jateng, Target Seribu Siswa Setiap Lokasi Mulai 2026
Nama dari pondok ini terinspirasi dari pendirinya, KH Raden Khozin Khoiruddin, dan masyarakat lebih akrab menyebutnya Pesantren Buduran sesuai dengan nama desa tempat berdirinya.
KH Khozin Khoiruddin, yang akrab dengan panggilan Kiai Khozin sepuh, merupakan menantu KH Ya’qub serta penerus kepengasuhan Pesantren Siwalanpanji pada periode ketiga.
Pesantren Siwalanpanji sendiri melahirkan banyak ulama besar, salah satunya KH M. Hasyim Asy’ari (pendiri Tebuireng Jombang), KH Wahab Hasbullah (Tambakberas Jombang), KH Usman Al Ishaqi (Alfitrah Surabaya), KH As’ad Syamsul Arifin (Situbondo), dan banyak tokoh lainnya.
Terkait tahun berdirinya, sejumlah literatur menyebut Pesantren Al Khoziny berdiri sekitar 1926–1927.