SEMARANG, beritajateng.tv – Shohibullah (35) terlihat santai di kios Potong Rambut “Lukman Radja” Madura tempat ia bekerja. Senyap-senyap suara radio memenuhi ruangan berukuran 4 x 2 meter itu.
Tak jauh dari ia duduk, terdapat dua kursi tempat pelanggan yang ingin memangkas rambutnya. Sementara meja di hadapannya terlihat sedikit berantakan.
Sekilas, ruangan Potong Rambut Lukman Radja Madura terlihat sederhana. Peralatannya pun tak secanggih tempat potong rambut modern. Hanya ada gunting, clipper, semprotan air, kuas, dan sepotong kain.
“Hari ini belum ada pengunjung sama sekali,” ucap Shohibullah membuka obrolan saat beritajateng.tv berkunjung, Rabu, 31 Juli 2024.
Shohib, sapaan akrabnya, telah menjadi tukang potong rambut selama 10 tahun terakhir. Selama itulah ia mengalami pasang surut pengunjung potong rambut.
BACA JUGA: Viral Bocah 4 Tahun Tunangan di Madura Bikin Warganet Heboh, Kapan Tanggal Nikahnya?
Dulunya, ia pernah menggarap 30 “kepala” dalam satu hari. Sekarang, kemunculan banyak tempat potong rambut modern atau barbershop menjadi saingan terbesar potong rambut Madura.
“Tergantung rejeki, bahasa kami ramai ya ramai sepi ya sepi. Sekarang sehari paling 10 sampai 12 pelanggan aja. Hari Minggu baru banyak,” jelasnya.
Langganan mahasiswa PIP Semarang
Beruntung, Potong Rambut Lukman Radja Madura terletak tak jauh dari kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang. Shohib menyebut, mahasiswa PIP Semarang bagaikan pelanggan tetap di tempatnya.
Tiap minggunya, ada saja mahasiswa PIP Semarang yang merapikan rambut di tempat Shohib. Modelnya standar. Cetar atau cepak taruna.