Konon, kata Syaeful, monyet-monyet di sekitar Desa Kandri membantu Sunan Kalijaga dalam mengalirkan kayu jati. Namun, karena monyet itu ingin ikut ke Demak, Sunan Kalijaga kemudian memerintahkan monyet-monyet di sekitar Desa Kandri untuk ‘merekho’ atau merawat wilayah tersebut.
Hal tersebut pula yang kini menjadi awal mula nama Goa Kreo, yakni berasal dari kata rekho.
“Artinya (monyet) merawat atau melestarikan wilayah ini. Karena wilayah ini nantinya akan jadi pusat kegiatan ekonomi bagi masyarakat Desa Kandri dan sekitarnya. Sekarang kita wujudkan dengan acara Sesaji Rewanda, atau memberi makan monyet,” ucapnya.
BACA JUGA: Libur Lebaran Telah Usai, Mudik Bisa Jadi Momen ‘Reset’ Semangat Pekerja Rantau di Kota
Rangkaian ritual Sesaji Rewanda berawal dengan arak-arakan dengan mengusung empat gunungan dari Desa Kandri ke Goa Kreo. Yaitu gunungan nasi kethek, gunungan buah-buah, gunungan hasil bumi, serta gunungan lepet dan ketupat.
Gunungan buah-buahan sendiri diberikan ke puluhan monyet ekor panjang yang berada di sekitar Goa Kreo. Hal tersebut sesuai dengan nama Sesaji Rewanda, yaitu memberi makan monyet-monyet yang menghuni kawasan Goa Kreo. (*)
Editor: Farah Nazila
Respon (1)