SEMARANG, beritajateng.tv – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah tetap berlakukan dropping atau penyaluran air bersih di tengah kemarau basah.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan menyebut distribusi air bersih telah dilakukan ke 7 (tujuh) wilayah yang mengalami kekeringan, yakni di Cilacap, Klaten, Kabupaten Semarang, Pati, Grobogan, Blora, hingga Temanggung.
Menurut keterangannya, desa paling terdampak kekeringan di Jawa Tengah ialah Cilacap.
“Desa terdampak paling banyak Cilacap, ada 10 desa. Di Klaten ada 6 desa, sisanya 1 desa. Dropping air bersih itu sejak 24 Mei sampai 4 Juli, itu tidak setiap hari,” ujar Bergas saat beritajateng.tv temui di komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin 8 Juli 2024.
BACA JUGA: Antisipasi Kemarau Panjang yang Kian Rawan, Pemkab Demak Fokuskan Sistem Irigasi Pertanian
Berdasarkan data yang beritajateng.tv terima, total air bersih yang disalurkan per 28 Mei hingga 4 Juli 2024 sebanyak 838 ribu liter.
Yang mana, sebanyak 3.995 KK atau 12.733 jiwa menerima air bersih tersebut.
Pihaknya mengungkap telah mengirim sebanyak 660.000 liter air ke Klaten. Kemudian 95.000 liter air ke Cilacap, serta 48.000 liter air bersih ke Pati.
“Di Blora, Grobogan, dan Temanggung masing-masing 10.000 liter dan Kabupaten Semarang sebanyak 5.000 liter,” ucapnya.
Ajak warga menampung air
Lebih lanjut, Bergas menyebut puncak kemarau yang rawan kekeringan akan tiba pada Juli hingga Agustus 2024.