“Dengan ilmu yang kuat dan karakter yang baik, santri harapannya bisa menjadi bagian dari generasi emas 2045 yang siap memajukan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Tengah, Abdul Ghaffar Rozin, menyoroti masih adanya salah paham publik terhadap kegiatan di pesantren. Misalnya seperti pelibatan santri dalam aktivitas sosial yang kadang dianggap negatif.
Menurut Gus Rozin, sapaan akrabnya, harus menjelaskan hal-hal seperti ini secara terbuka agar masyarakat lebih memahami bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengabdian, bukan sekadar tempat ibadah.
“Perlu kita dakwahkan keluar agar masyarakat paham. Pesantren itu lembaga pendidikan yang mendidik karakter, bukan memperbudak santri,” tegasnya.
Gus Rozin juga mendorong agar pesantren lebih aktif mengekspos prestasi dan kontribusinya dalam berbagai bidang.
“Santri sekarang sudah berdiaspora. Ada yang jadi pengusaha, teknolog, bahkan banyak yang menang lomba robotik. Jadi santri itu tidak hanya berdoa atau istighosah saja,” ujarnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi