“Datang pandemi terus aku bingung mau ngapain ya. Aku kan kerjanya jadi guide gitu, wisata wes (sudah) pasti selesai, makanya pulang ke Semarang. Karena aku juga orangnya nggak bisa diem dan pas SMA punya keinginan buka kedai, apa aku mulai aja ya,” paparnya
Ia bercerita, semula Kedai Snap Story hanya punya meja karena ia hanya jualan es teh dan minuman lain.
Sempat jatuh bangun kelola Kedai Jepang di Semarang
Sifat Rori yang tak mudah menyerah membuatnya sukses mengelola bisnis kuliner pada usia muda. Kesuksesannya tentu tak luput dari kisah jatuh bangun yang menerpanya.
Beberapa bulan setelah Snap Story berdiri, ia sempat mencoba peruntungan dengan membuka cabang di Kota Solo. Namun tak berselang lama, ia harus menutup cabang tersebut karena alasan operasional.
“Waktu itu terkendala biaya dan hal operasional lain lah, jadi kita tutup cabang yang Surakarta, semua aset itu dibawa ke Semarang. Yang kedai Semarang kita perbaiki lagi dan jadi seperti Snap Story sekarang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ekspresikan Kegemaran Terhadap Budaya Pop Jepang, Begini Serunya Cosplay Karakter Favorit
Kecintaannya terhadap budaya Jepang juga mengarahkannya berbisnis kuliner ala negeri Sakura ini. Berbagai kudapan seperti takoyaki, okonomiyaki, hingga hashimaki menjadi andalannya. Apalagi, anak muda ini juga memiliki hobi memasak.
“Memang hobi masak, jadi eksperimen menu menu Jepang ini jadi makin mudah. Ini juga aku dibantu adik-adik buat jalanin bisnis. Bener-bener mandiri lah,” ungkap Rori.
Tak lupa, Rori berpesan kepada anak muda untuk tidak ragu jika ingin menekuni dunia bisnis. Baginya, kegagalan dalam dunia bisnis adalah hal biasa.
“Kalau gagal kan hal biasa ya, yang paling penting sebenarnya itu komitmen kita buat eksekusi dan nggak mudah menyerah. Tekun itu juga penting banget dalam berbisnis,” pungkasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto