SEMARANG, beritajateng.tv – Sherly Chebing, mantan istri oknum pendeta Moses Henry, kembali menarik perhatian publik setelah tampil sebagai narasumber dalam podcast dr. Richard Lee.
Melalui podcast tersebut, Sherly menyampaikan pengalaman pribadi yang selama ini jarang ia sampaikan secara terbuka.
Nama Sherly Chebing sebenarnya bukan sosok baru dalam sorotan publik. Sebelumnya, mantan suaminya menuding Sherly melakukan pemerasan, sehingga konflik rumah tangga mereka sempat menjadi konsumsi publik. Polemik tersebut membentuk persepsi beragam di tengah masyarakat.
Perhatian publik semakin menguat setelah video yang menunjukkan dugaan kekerasan dalam rumah tangga beredar luas pada tahun 2024. Rekaman tersebut memicu perbincangan serius mengenai keselamatan perempuan serta perlindungan korban kekerasan domestik.
Isu tersebut kemudian kembali mengemuka setelah Sherly hadir dalam podcast Richard Lee.
Dalam perbincangan tersebut, Sherly membeberkan awal mula dugaan kekerasan yang ia alami. Ia menyebut Moses Henry pertama kali melakukan kekerasan setelah dirinya menemukan foto sang mantan suami berpelukan dengan perempuan lain.
BACA JUGA: Tegaskan KDRT Bukan Ranah Privat, Komisi E DPRD Jateng Minta Korban dan Saksi Berani Lapor
Penemuan tersebut terjadi saat Sherly membuka rekaman dalam sebuah handycam.
“Saya menemukan foto dia lagi pelukan di Bali sama seorang cewek,” kata Sherly dalam podcast itu. Sherly kemudian menanyakan foto tersebut secara baik-baik saat Moses pulang ke rumah. Namun, pertanyaan itu justru memicu tindakan kekerasan.
“Dia enggak jawab apa-apa, langsung hantam saya. Pukulannya enggak cuma sekali, sambil mulutnya mencaci maki,” tutur Sherly. Ia mengaku tidak mampu menghindar karena saat itu menggendong anaknya yang masih bayi.
Sherly memilih bertahan demi menjaga keselamatan sang anak hingga akhirnya pembuluh darah di mata kirinya pecah akibat pukulan.
Sherly juga mengungkap bahwa kekerasan tidak hanya menimpa dirinya. Menurut pengakuannya, anak-anak mereka juga pernah mengalami perlakuan kasar. Ia menyebut tindakan tersebut kerap terjadi ketika mantan suaminya berada dalam kondisi emosi tidak stabil.
“Anak saya yang besar maupun kecil juga dipukuli kalau dia lagi marah,” ucap Sherly. Ia menegaskan bahwa alasan sepele sering menjadi pemicu, meskipun perilaku anak masih dalam batas wajar.
Tak berhenti pada dugaan KDRT, Sherly turut menyampaikan perilaku lain yang ia anggap tidak pantas. Ia menuturkan kebiasaan mantan suaminya keluar kamar mandi tanpa busana dan memanggil anak perempuan mereka untuk berbincang di sekitar kamar mandi.
“Dia sengaja memanggil anak perempuan saat kondisi telanjang,” ujar Sherly. Pengalaman tersebut, menurutnya, meninggalkan trauma mendalam bagi dirinya dan anak-anak.
Gabung ke Saluran













