Keunikan dari Pagoda ini terletak pada perpaduan unsur budaya Indonesia dan China. Hal ini terlihat dari arsitektur bangunan yang kental dengan unsur-unsur budaya China seperti penggunaan patung-patung khas China, relief-relief berunsur kehidupan China, serta ornamen-ornamen yang berasal dari China.
Sejarah dan kultur
Faktor sejarah dan kultural juga mempengaruhi desain arsitektur Pagoda Avalokitesvara. Seorang pemuda asal Bogor bernama The Boan An membangun bangunan kuno ini yang kemudian menjadi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Dia mendirikan bangunan tersebut sebagai bagian dari Vihara Buddhagaya yang didirikan oleh Goei Thwan Ling pada tahun 1955.
Bangunan ini diberi nama Pagoda Avalokitesvara karena dipercaya sebagai wujud kasih sayang dari dewa pelindung. Bangunan ini merupakan simbol dari persatuan dan kesatuan agama Buddha di Indonesia.
BACA JUGA: Gedung Butterworth Roboh, Dosen Arsitektur SCU: Maksimalkan Pemanfaatan Bangunan Tua di Kota Lama
Lampu terbuat dari batu
Selain itu, Pagoda khas Semarang ini juga memiliki keunikan lain yaitu pemakaian lampu tangga yang terbuat dari batu serta kolam air mancur yang menjadi salah satu spot menarik bagi para pengunjung. Di dalam Pagoda Avalokitesvara, terdapat sekitar 30 patung yang konon merupakan Metta Karuna, yaitu bangunan suci yang merupakan wujud cinta kasih dari Buddha.
Jika kamu tertarik, wisata religi di Semarang ini buka setiap hari pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.