“Kalau anggota di grup Whatsapps lebih dari 200 orang. Namun, beberapa anggota memang jarang hadir latihan karena terhalang kesibukaan,” ucap Michael.
Chalistenic sendiri memang menekankan penggunaan berat badan sebagai beban untuk berlatih. Oleh karenanya, tak heran jika olahraga satu ini menjadi olahraga murah dan fleksibel.
Berbicara soal fleksibel, nyatanya anggota Barstunt Semarang terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar SMP hingga orang dewasa.
Daryanto salah satunya. Meski berusia 50 tahun, Daryanto masih semangat mengikuti tiap sesi sesi latihan. Ia aktif berlatih bersama sejak tahun 2019. Semua karena hilangnya lapangan voli tempatnya biasa berlatih.
“Awalnya hobi voli, tapi karena lapangannya udah nggak ada terus jadi olahraga lari dan tertarik join Barstunt. Nggak susah karena udah biasa olahraga. Alhamdulillah juga saya sampai sekarang nggak pernah cidera,” kata Daryanto.
Menu latihan Daryanto nyatanya tidak main-main. Ia mengawali rutinitas olahraga dengan lari 5 sampai 10 putaran, barulah kemudian ia mengikuti sesi latihan tersebut.
“Manfaatnya pasti untuk kesehatan, nanti bonusnya badannya bagus. Nggak kerasa nanti badannya kebentuk sendiri, tapi itu bonus aja,” lanjutnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto