Pedagang Protes Tak Dapat Lapak di Dalam Pasar Johar

SEMARANG, 30/10 (BeritaJateng.net) – Puluhan pedagang Pasar Johar mendatangi bangunan Pasar Johar Utara. Berbondong-bondong para pedagang datang untuk menyampaikan keluhannya.

Kedatangan puluhan pedagang itu lantaran tak terima jika mereka ditempatkan di luar pasar.

Tak hanya itu, beberapa pedagang yang mayoritas perempuan juga mempertanyakan sampai saat ini belum mendapat tempat berdagang.

Tercatat 70 an pedagang yang mendatangi gedung Pasar Johar Utara tersebut.

Yesi, satu di antara pedagang yang mendatangi Pasar Johar, mengatakan tak terima jika ia ditempatkan di Johar Tengah.

“Harusnya dalam undian melalui online, saya dapat di Johar Utara tapi kenapa dapat lapak di Johar Tengah,” katanya, Sabtu.

Untuk itu ia meminta agar dinas terkait melakukan kroscek ulang, dan mengembalikan tempat berdagang Yesi di Johar Utara.

“Saya dan rekan-rekan pedagang minta dikembalikan ke tempat semula, karena saya sudah berdagang di sana sejak 1984. Dan yang aneh di Johar Utara ditempati orang-orang baru yang notabene dari luar Johar,” jelasnya.

Tak hanya itu, Yesi mengatakan ia punya empat sertifikat resmi tempat berdagang di Pasar Johar, namun dalam pengundian ia hanya dapat satu lapak.

“Masak dulu punya empat tempat sekarang hanya diberikan satu saja, dinas terkait harusnya memberi penjelasan, padahal empat tempat yang dulu saya tempati resmi dan ada sertifikatnya,” ucapnya.

Tak hanya Yesi, Rahma pedagang yang dulunya menempati Johar Utara juga menyerukan hal serupa, bahkan dalam undian online yang diterapkan Pemkot ia mendapatkan tempat di gedung SCJ yang ada diluar Komplek Pasar Johar.

“Saya sangat kecewa karena dapat di lapak di SCJ, sedangkan yang menempati lapak di Johar Utara bukan pedagang asli situ,” paparnya.

Menurutnya, lapak yang tak seharusnya ditempati pedagang Pasar Johar menyengsarakan pedagang yang sudah menunggu selama enam tahun karena insiden kebakaran.

“Ada 70 an pedagang lebih yang ditempatkan tak sesuai lokasi berdagang, bahkan sampai saat ini ada yang belum dapat tempat berdagang,” katanya.

Tak hanya kisruh penempatan lapak, desas-desus adanya jual beli lapak oleh oknum tak bertanggung jawab juga disuarakan oleh para pedagang.

Hal itu membuat para pedagang menggandeng LSM untuk menengahi permasalahan yang dirasakan pedagang Pasar Johar.

Undian lapak secara online melalui aplikasi Pandawa juga dirasa terlalu dipaksakan yang berdampak pada terlemparnya pedagang asli yang dulunya menempati Pasar Johar Tengah dan Utara.

“Undian online lapak, harusnya disampaikan saat pedagang mendapat tempat bergadang yang sudah tertata melalui layout di aplikasi, namun kenapa tiga hari setelah undian baru disampaikan ke pedagang. Tak hanya itu, pedagang juga banyak yang mendapatkan notifikasi ganda, dan lokasi lapaknya berbeda, untuk itu para pedagang menggandeng kami agar permasalahan tersebut diluruskan,” jelas Agus Riyadi satu di antara anggota LSM yang digandeng pedang.

Agus juga menuturkan, Janji Walikota Semarang, pedagang Pasar Johar dapat lapak semua, namun kenyataannya masih banyak yang belum dapat lapak sampai saat ini.

“Bahkan pedagang yang awalnya memiliki lapak lebih dari satu, kini hanya dapat satu. Dan bukti kepemilikan diminta oleh dinas terkait. Untuk itu pedagang minta tolong untuk dimediasi,” tuturnya.

Agus menambahkan, pedagang juga resah dengan aksi jual beli lapak, karena ada dugaan jual beli lapak dengan nilai fantastis.

“Ada yang menawarkan lapak Rp 120 juta hingga Rp 150 juta untuk satu lapak, kami minta permasalahan tersebut diluruskan,” imbuhnya. (Ak/El)

Tinggalkan Balasan