Harapannya, siswa bisa mendapatkan pelayanan terkait kesehatan psikologis secara berkala. Sehingga, siswa tidak mudah mengambil keputusan yang salah saat menghadapi masalah.
“Kerjasama dengan RDRM dan sekolah untuk senantiasa menumbuhkan karakternya, supaya mereka bisa lebih hati-hati dalam melangkah dan jangan sampai terulang lagi,” beber dia.
Terkait alasan korban nekat mengakhiri hidupnya usai ditegur, Kristiyanto mengaku baru mengetahui dari berita yang beredar. Sementara berdasarkan informasi dari sekolah, korban merupakan siswa yang baik.
BACA JUGA: Hidung Mengeluarkan Busa, Begini Kronologi Mahasiswa Meninggal dalam Kos di Tembalang Semarang
Kendati demikian, ia memastikan jika Dinas Pendidikan akan berusaha keras agar kejadian ini tidak terulang di masa depan.
“Ini memang butuh pendampingan untuk anak-anak yang lain, kita akan coba berusaha untuk jangan sampai terjadi lagi,” tandas Kristiyanto.
Sebelumnya, seorang pelajar SMP usia 15 tahun tewas karena gantung diri di Gunungpati, Kota Semarang pada hari Minggu 5 Januari 2025. Satu hari sebelum meninggal dunia, korban sempat mendapat teguran dari keluarga akibat minum minuman keras bersama temannya. (*)
Editor: Farah Nazila