SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus dugaan penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan terhadap bocah perempuan berusia 9 tahun, Zahra, menggemparkan publik setelah ibunda korban mengungkap kronologi kejadian dalam podcast Denny Sumargo.
Dalam kesaksian memilukan itu, sang ibu menyebut pelaku yang diduga berinisial HR berusia sekitar 40-an tahun.
Zahra ditemukan tak bernyawa pada malam hari di dalam sebuah bedeng. Menurut keterangan, tubuhnya dalam kondisi mengenaskan, penuh luka dan lebam.
Ibu korban menyebut jasad anaknya menunjukkan bekas kekerasan fisik yang parah, mulai dari kepala hingga seluruh bagian tubuh.
“Bagian kepala dibelah saat autopsi. Di tubuhnya ada banyak bekas memar, terutama di paha kiri dan kanan serta bagian punggung yang membiru semua,” tutur ibunda Zahra dengan suara terbata.
BACA JUGA: Terungkap! Identitas 13 Pelaku dalam Kasus Pemerkosaan Kakak Adik di Purworejo
Saat penemuan, mulut Zahra juga dalam kondisi penuh busa, sedangkan posisi tangan dan kakinya tampak kaku, seolah menahan sakit hebat sebelum meninggal. Keadaan ini memperkuat dugaan bahwa korban mengalami penyiksaan berat sebelum kehilangan nyawanya.
Lebih memilukan, sang ibu menjelaskan hasil pemeriksaan medis menemukan indikasi kekerasan seksual ganda. “Ada sperma di dua lubang tubuh Zahra. Tapi DNA yang di temukan hanya satu jenis,” jelasnya.
Hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti kematian Zahra maupun hasil akhir pemeriksaan forensik. Namun, keluarga meyakini bahwa pelaku kuat mengarah pada sosok HR, pria yang dugaan kuat berusia 40-an tahun dan hingga kini masih buron.
“HR ini menghilang sejak hari kejadian. Dia terakhir terlihat di bedeng tempat Zahra di temukan,” ujar sang ibu.
BACA JUGA: Geger Penemuan Mayat Perempuan di Kebun Desa Kendal, Dugaan Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan
Kasus ini memicu keprihatinan luas di tengah masyarakat, terutama terkait perlindungan terhadap anak serta pentingnya pengawasan lingkungan. Harapan masyarakat, polisi bisa segera menangkap pelaku dan mengungkap motif kejahatan sadis ini. (*)
