SEMARANG, 4/1 (BeritaJateng.tv) – Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Semarang terus berupaya untuk melakukan penanganan bencana banjir yang merendam di sejumlah wilayah hingga ketinggian mencapai sekitar 70 centimeter di Puri Anjasmoro dan Terowongan Tol Kaligawe dan wilayah Mangkang pada Sabtu (31/12/2022) lalu.
Bahkan, genangan banjir hingga Selasa (3/1/2023) masih terpantau di wilayah Gayamsari, Semarang Timur dan Genuk, serta sejumlah jalan protokol di Kota Semarang. S
Selain melaporkan kondisi terkini banjir, salah satu hasil rapat koordinasi (Rakor) Penanganan Bencana banjir yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang bersama BBWS Pemali-Juana, BPN Jateng dan DPRD Kota Semarang, usai tinjauan Menteri PUPR di Kota Semarang, Selasa (3/1/2023), yaitu melakukan percepatan penyelesaian pembebasan lahan untuk pembuatan kolam retensi dan normalisasi sungai, agar bencana banjir tidak terulang kembali.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, kondisi banjir hari ini, Rabu (4/1/2023) airnya mulai surut dan kering. Memang, masih ada titik banjir di Kelurahan Trimulyo masih ada genangannya sekitar 50 centimeter. Namun, berkat pompa tambahan yang dibantu oleh kementerian PUPR bisa mengurangi dampak banjir.
“Untuk penanganan banjir di wilayah timur saat ini karena memang airnya overload. Rumah pompa di Tenggang dan Kali Sringin tidak bisa menampung antara air yang masuk dan keluar di Kali Tenggang dan Kali Sringin tidak sesuai. Sehingga dari arahan Bapak menteri (Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono-red), di Kali Tenggang akan ditambah menjadi 6 pintu air dan pompa, serta 8 pintu air dan pompa di Kali Sringin,” terangnya, saat jumpa pers dengan awak media terkait penanganan banjir di Kota Semarang.
Selain itu, kata mbak Ita, sudah dilakukan pemesanan pintu air dan pompa di Kali Tenggang dan Kali Sringin diperkirakan selama enam bulan, dan dikerjakan dalam waktu satu bulan. Kemudian untuk penanganan banjir sementara, telah dibantu empat pompa portable yang didatangkan dari Solo, Jogja, Cirebon dan DKI untuk mengurangi ketinggian genangan banjir tersebut.
“Hasil dari tinjauan pak menteri juga akan mulai dibangun tanggul laut, namun akan dilakukan eksisting dulu sebelum dibangun sambil proses yang lain berjalan, dan pembuatan kolam retensi seluas 250 hektare, ini akan menjadi tulang punggung pengelolaan banjir terutama di wilayah timur, yaitu sekitar kali Sringin dan Kali Babon, “imbuhnya.